Pesawat Citilink (Website/airlines-inform.com/)
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan merger Pelita Air dengan Citilink bertujuan untuk merealisasikan efisiensi atas tiga maskapai pelat merah tersebut.
"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari empat perusahaan menjadi satu . Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda, merger untuk menekan cost," kata Erick dikutip dari keterangan resmi, Selasa (22/8/2023).
Selain untuk menekan biaya dari ketiga maskapai penerbangan tersebut, merger juga diharapkan dapat mendongkrak jumlah armada pesawat di Indonesia. Sebab, Erick mengatakan, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
Dia mengatakan, AS memiliki sekitar 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. AS memiliki populasi sekitar 300 juta jiwa, dengan rata-rata pendapatan per kapita sebesar 40 ribu dolar AS. Sedangkan, Indonesia memiliki 280 juta penduduk, dengan pendapatan per kapita sekitar 4.700 dolar AS.
Dengan demikian, Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Namun, saat ini Indonesia beru memiliki 550 pesawat.
"Jadi perkara logistik kita belum sesuai," tutur Erick.