Bulog impor 200 ribu ton beras hingga akhir Desember 2022. (dok. Perum Bulog)
Dan kenapa harus impor, sedangkan kita sudah memasuki panen raya?
Oke, itu dari Menteri Perdagangan. Yang beliau sampaikan, karena beliau kan bertanggung jawab untuk stabilisasi, ya. Stabilisasi berkaitan nanti tentunya intervensi pasar, dengan jumlah yang dibutuhkan, oke. Nah, itu memang tugasnya Pak Menteri Perdagangan, barangnya disimpannya di Bulog, untuk stabilisasi ya. Nah, kita lihat, itu berarti suatu wujud antisipasi Pak Mendag di kala menghadapi kemungkinan-kemungkinan. Jadi kan seandainya itu betul, nanti, kan belum ada penugasan ke kita, belum ya, itu kan prediksi, ya antisipasi Pak Mendag, betul.
Saya kira kan kalau pangan itu kita gak boleh dadakan, kalau sudah diprediksi, kita lebih cepat. Kan saya bilang, kalau pangan itu kan gak bisa ditunda ya. Kita tidak bisa menunggu kan, karena masalah perut. Bilamana pasti perhitungan Pak Mendag, bilamana panen raya ini, karena kemarin kan Pak Arief sendiri menyampaikan, bahwa panen saat ini, ya kan, itu akan diserap awal dari penggilingan ke penggilingan, ke rumah tangga, dengan pasar. Sehingga Bulog itu pasti belum bisa menyerap secara maksimal dong? Karena kita pasti mendahulukan kepentingan pasar dulu.
Toh sama saja ya, karena Bulog itu kan untuk cadangan ya. Nah, bilamana dalam proses perjalanan ini ternyata menutupi kekosongan-kekosongan terlalu besar, yang panen sekarang untuk menutupi kekurangan yang bulan lalu dan tahun lalu, ya kan. Sehingga kemampuan untuk Bulog menyerap sesuai dengan targetnya itu tidak tercapai padahal itu dibutuhkan untuk kepentingannya kegiatan negara atau stok negara, maka bisa saja ada penugasan untuk harus diimpor.
Tapi impor sekali lagi bukan berarti itu kita untuk dijual, tidak. Itu untuk cadangan. Jadi kan kalau kita punya cadangan uang, berarti kan masyarakat tenang. Oh berarti untuk kebutuhannya tercukupi. Itulah yang namanya ketahanan pangan. Ya, tapi ini nanti kan melalui proses. Prosesnya ini kan ada keputusan rakortas.
Walaupun itu disampaikan Pak Mendag, kan belum tentu juga langsung Bulog melaksanakan. Karena nanti kan akan dibahas dalam forum rapat. Diputuskan berapa benangnya, real-nya. Kan itu ada Mentan yang sebagai pertanggungjawaban produksi daripada pertanian kita sendiri. Nanti ada menteri-menteri lain, termasuk Badan Pangan Nasional, neraca pangannya seperti apa. Kalau Bulog, kalau diperintah, sesuai dengan hasil keputusan rapat, dan datanya, faktanya seperti itu, ya untuk kebaikan, untuk kepentingan masyarakat, ya kenapa tidak?
(Kemampuan produksi beras dalam negeri besar) dalam hitungannya iya.
Gini, kalau saya jujur ya secara pribadi, dan di Bulog sendiri, kita selalu mengutamakan produksi dalam negeri. Dan itu pun sudah berkali-kali Pak Presiden, ya menyampaikan bahwa utamakan produk dalam negeri, utamakan produk dalam negeri. Dan Bulog ya kan, selama saya pimpin itu sudah hampir lima tahun kita tidak impor sebenarnya, ya kan, sudah hampir lima tahun. Baru kemarin saja ya karena penugasan ya. Kita bertahan dengan menyerap dalam negeri. Kenapa? Karena memang ada barangnya, jumlahnya ada. Walaupun kalau kita bicara harga, lebih murah impor, ya kan.
Tapi kan bukan terus kita berarti berpihak pada impor, itu salah besar, karena kita tidak menyemangati petani dong? Ya kan? Nah, itulah kenapa selama ini walaupun harganya tinggi, dibanding dengan luar, kita tetap utamakan serapan dalam negeri, beras kita. Nah kalau itu kemarin memang produksinya kurang. Sekarang pertanyaannya, Pak, sekarang kan panen raya? Lah, iya justru sekarang panen raya, kita ikuti dulu perkembangannya seperti apa. Seperti hari ini, dari mulai panen raya kemarin, kita lakukan penyerapan dari mulai Februari, ya kan, sampai Maret hari ini, kita baru bisa menyerap 35 ribu ton, 36 ribu ton hari ini.
Oke, nah, target kita dalam panen raya ini, 70 persen dari penugasan negara kepada Bulog. 70 persen dari mana? Dari 2,4 juta ton. Nah, dari mana? Sisanya yang 30 persen, kita akan serap pada masa panen gadu. Nah, sekarang kan timbul pertanyaan lagi, apakah mungkin Bulog bisa menyerap tuh 70 persen dengan, dengan panen raya ini? Bisa iya, bisa tidak. Bisa iya manakala produksinya memang sesuai dengan perhitungannya. Bisa tidak, manakala kurang dari targetnya, gitu loh, ya. Kan tujuannya bukan untuk dagang, tujuannya adalah untuk buffer stock keamanan pangannya Indonesia gitu loh.