Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi magang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi magang (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Lulusan magang dipersiapkan bangun kawasan transmigrasi

  • Program magang memiliki skema durasi 2, 3, 5, atau 10 tahun

  • Jepang memiliki kebutuhan tenaga kerja dari Indonesia mencapai 40 ribu orang

  • Masyarakat Jepang sangat menghargai tenaga kerja Indonesia karena keramahan dan hospitality mereka

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Transmigrasi (Kemtrans) akan memperluas kesempatan bagi warga transmigran di Indonesia untuk dapat bekerja di luar negeri, khususnya Jepang.

Peluang tersebut menawarkan gaji yang menjanjikan, berkisar antara Rp25 juta hingga Rp55 juta per bulan, sesuai dengan tingkat keahlian.

Rencana tersebut disampaikan oleh Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, setelah mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka, Jepang.

Menurutnya, saat ini sudah ada lebih dari 100 transmigran yang berhasil bekerja di berbagai sektor di Negeri Sakura tersebut.

1. Lulusan magang dipersiapkan bangun kawasan transmigrasi

ilustrasi transmigrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Iftitah menjelaskan, Kemtrans akan memberikan dukungan penuh kepada transmigran yang berminat untuk belajar dan magang di Jepang. Dia memaparkan, program tersebut memiliki beberapa skema durasi.

"Kami ingin para transmigran itu nanti belajar ke Jepang, melakukan pemagangan, ada beberapa skema, ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun untuk kemudian mereka nanti diberdayakan, balik lagi ke kawasan transmigrasi," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (4/10/2025).

Dengan bekal pengalaman, wawasan, jaringan yang lebih luas, serta keahlian yang mumpuni, mereka diharapkan dapat terserap oleh dunia industri yang nantinya beroperasi di kawasan tersebut.

2. Tenaga kerja Indonesia jadi favorit di Jepang

Ilustrasi Jepang jadi wisata favorit warga Indonesia (Pexels.com/SatoshiHirayama)

Iftitah mengungkapkan, Jepang memiliki kebutuhan tenaga kerja dari Indonesia mencapai 40 ribu orang. Namun, baru sekitar 25 ribu orang yang telah bekerja di 24 sektor yang tersedia seperti pertanian, kelautan, konstruksi, dan perawatan.

"Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia," sebutnya.

Menurut Iftitah, keramahan dan hospitality pekerja Indonesia membuat mereka dinilai sebagai yang nomor satu dibandingkan dengan tenaga kerja dari negara-negara lain.

3. Skema kerja sama tawarkan keuntungan ganda

Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Wakil Menteri Viva Yoga (IDN Times/Aryodamar)

Iftitah menyebut, pihak Jepang membutuhkan lahan yang luas untuk sektor pertanian dan hasil laut. Karena itu, mereka menawarkan skema magang bagi para transmigran selama tiga sampai lima tahun.

"Jadi transmigran itu dimagangkan di Jepang, dikenalkan dengan teknologi yang cukup baik, baik di bidang pertanian maupun perikanan dan kelautan," paparnya.

Nantinya, para tenaga kerja yang telah terlatih dapat dipekerjakan oleh perusahaan Jepang yang akan berinvestasi di Indonesia, khususnya di kawasan transmigrasi. Iftitah menilai, skema ini memberikan keuntungan ganda (double benefit).

Selain melahirkan tenaga kerja terampil yang terbiasa dengan budaya kerja Jepang, Indonesia juga akan menerima investasi di kawasan transmigrasi.

"Sebagai langkah konkret, insyaallah bulan Oktober mereka akan datang ke Indonesia untuk kita melakukan (penandatanganan) nota kesepahaman,” tambahnya.

Editorial Team