Jakarta, IDN Times - Program bekerja dari Bali atau Work From Bali (WFB) dinilai kurang efektif dalam mendongkrak okupansi hotel-hotel di Pulau Dewata tersebut. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi mengatakan, belum terlalu banyak aparatur sipil negara (ASN) yang sudah bekerja dari Bali.
Sebelumnya, WFB telah dilakukan oleh sejumlah instansi pemerintah, terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan beberapa BUMN seperti PLN dan Telkom.
"Tidak signifikan, terlalu kecil jumlahnya, dan itu tersebar. Karena bagaimana pun juga masyarakat kita ada yang punya keluarga. Banyak pertimbangan yang akhirnya mereka memutuskan untuk tetap berada di kota masing-masing. Yang pergi itu pemantauan kami memang pekerja-pekerja yang individual, tidak dengan keluarga. Biasanya yang lajang," kata Hariyadi dalam program Ngobrol Seru IDN Times, Selasa (30/6/2021).
Oleh sebab itu, untuk mendongkrak okupansi hotel, PHRI akan menggelar program sekolah dari Bali atau School From Bali (SFB).