Ilustrasi obligasi (pixabay/stevepb)
Saat ini instrumen yang menarik salah satunya adalah obligasi. Pasar obligasi Indonesia saat ini menawarkan tingkat real yield yang cukup atraktif jika dibandingkan dengan negara emerging market lainnya, yakni sekitar 5,16 persen. Hal ini disebabkan kondisi fundamental Indonesia yang cukup baik dapat membuat para investor asing kembali melirik Indonesia sebagai salah satu negara emerging market yang menjadi tujuan investasi.
Obligasi merupakan surat utang yang berisi janji dari penerbit surat utang untuk membayar sejumlah imbalan berupa bunga dalam suatu periode tertentu, sekaligus akan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli surat utang tersebut.
Ini akan memberikan tiga keuntungan bagi investor. Pertama, investor akan mendapatkan kupon secara berkala yang tingkat kuponnya biasanya lebih tinggi dari bunga deposito. Banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat kupon seperti kredibilitas penerbit, jangka waktu obligasi, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga acuan.
Kedua, berpotensi memperoleh capital gain jika obligasi tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Ketiga, risiko yang lebih rendah dibandingkan instrumen saham.
Harga obligasi di pasar sekunder cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan instrumen saham. Bahkan untuk obligasi yang diterbitkan pemerintah para pelaku pasar sepakat bahwa instrumen tersebut merupakan instrumen yang bebas risiko alias risk free.
Di bulan Juni ini, pemerintah telah menerbitkan Sukuk Negara Ritel dengan seri ORI017. ORI017 ini ditawarkan pemerintah sejak 15 Juni lalu dengan masa pemesanan 15 Juni-9 Juli 2020. Kupon yang ditawarkan 6,4 persen dengan tenor 3 tahun. Kamu mau mencobanya?