5 Mindset Orang yang Benar-benar 'Melek' secara Finansial, Kamu?

Janganlah keliru saat menilai rumah merupakan aset yang bisa menguntungkan di masa mendatang. Bagi sebagian orang-orang awam mereka menilai bahwa rumah merupakan 100% tergolong ke dalam aset, padahal kenyataanya tidak demikian.

Hal yang dapat dikatakan sebagai aset adalah sesuatu yang mendatangkan penghasilan untuk kita. Sementara aset dinilai dari segi historis dan kebijakan pengembangan yang dilakukan terhadap suatu barang atau bangunan.

Rumah yang kita beli bisa sangat berpotensi menjadi sebuah liabilitas, hal ini karena harga sebuah rumah dari tahun ke tahun berpotensi akan turun. Belum lagi pajak bumi dan bangunan yang harus dibayarkan, harga tanah, biaya listrik, dan pajak atas segala parabotan dan furnitur yang mengisi rumah kita.

Jadi, berpikirlah kembali saat menjadikan rumah sebagai sumber utama investasi. kecuali kalian memulai bisnis properti.

Mengejar uang bagaikan mengejar lalat, semakin dikejar maka akan semakin sulit didapat. Sebaliknya bila kita menarik perhatian dari lalat tersebut maka kita akan semakin mudah menangkapnya. Filosofi tersebut sangatlah masuk akal.

Banyak orang yang memiliki tujuan hidupnya adalah untuk mencari uang, karena bagi mereka itu merupakan sumber kebahagiaan. Mereka berkerja banting tulang dari pagi hingga malam, hanya untuk mendapat gajinya. Namun karena nafsu tak terbendung, setelah mendapat gaji, uang itu habis dalam waktu singkat tanpa memikirkan investasi jangka panjang.

Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui cara kerja uang, dan apa yang menyebabkan uang bisa tertarik pada kita. semakin kita memahami cara kerja uang maka uang akan semakin tertarik dengan kita.

Pengendalian diri sangat penting dalam me-manage uang. Terkadang nafsu membuat seseorang hilang kendali atas apa yang sudah dimiliki. Semakin besar upah yang kita terima dalam bekerja, semakin banyak pula keinginan kita terhadap barang atau sesuatu yang sesuai dengan budget kita.

Bila hasrat untuk memiliki suatu barang tak lagi terbendung, maka korbannya adalah kartu kredit yang memberikan jaminan jangka pendek terhadap rasa puas kita. Dan tanpa kalian sadari, hal itu adalah kecerobohan yang luar biasa dengan membiarkan diri kita menggali lubang untuk jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

Kendalikanlah emosi dan hasrat kalian terhadap uang. Uang merupakan tuhan yang buruk terhadap emosi kita, namun uang merupakan budak yang sangat baik bila kita mampu mengendalikannya dengan bijak.

Berpikirlah kembali saat membeli barang barang yang tak kita butuhkan. Mungkin belilah barang barang yang multifungsi lagi praktis terhadap segala keperluan kita baik di rumah maupun di luar rumah.

Ketahuilah bahwa parabotan, gadget, tas, alat dapur dan furnitur yang kita beli untuk saat ini tentunya dari masa ke masa akan mengalami penurunan kualitas dan harganya akan terus turun, sehingga tak bisa menjadi aset untuk masa mendatang.

Bagi orang kaya, mereka akan berpikir bahwa meminimalisasi liabilitas adalah hal yang sangat penting. Mereka hanya berfokus terhadap aset yang mereka kembangkan dan terus berinvestasi agar dapat memberikan suatu kebebasan finansial suatu hari nanti.

Tak dapat dipungkiri bahwa, untuk mencapai kebebasan finansial kita perlu berinvestasi secara cerdas. banyak investor-investor sukses di dunia ini mulai beinvestasi sejak mereka masih kecil. Bahkan Ray Dalio, seorang investor sukses asal Amerika mulai berinvestasi sejak usianya masih 12 tahun hingga kekayaannya saat ini bisa mencapai Rp210,17 triliun.

Tentunya dengan berinvestasi, masa depan finansial kita akan semakin terjamin dan bukan tidak mungkin di masa mendatang kita menjadi 'bebas' secara finansial. Maka dari itu, mulailah berinvestasi.

Mulailah berpikir untuk menyisihkan uang gajimu, atau bagi yang masih sekolah, sisihkan uang saku kalian dan mulailah dengan berinvestasi secara kecil-kecilan, seperti reksadana atau bisa mulai menabung emas, atau jika ingin mengambil resiko tinggi cobalah investasi saham yang memberikan keuntungan besar di kemudian hari.