Ilustrasi transaksi aset kripto (IDN Times/Aditya Pratama)
Chief Investments Officer PT Insight Investments Management (INSIGHT) Camar Remoa mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat kondisi perekonomian Indonesia lebih kuat dibandingkan negara-negara lain.
Dengan outlook optimisme masyarakat pada aktivitas konsumsi yang tetap tinggi, maka ekspektasi angka konsumsi ke depan juga akan tetap tinggi. Sejalan dengan sektor konsumsi masih menjadi kontributor produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang terbesar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal III-2022, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,39 persen (yoy), dengan andil 50,38 persen pada angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022.
Menurut Camar, kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dapat menjaga pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Selain itu, ada juga faktor kinerja neraca perdagangan, dan juga stabilitas nilai rupiah yang menjaga pemulihan ekonomi Indonesia.
Menurut dia, faktor-faktor tersebut perlu menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi.
“Berbagai kondisi, mulai dari kinerja neraca dagang Indonesia yang tetap positif, rupiah yang masih mampu bertahan, hingga aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang masih terbilang cukup baik, tentunya membuat para investor bisa sedikit lebih tenang di tengah adanya kabar proyeksi resesi pada 2023 mendatang,” kata dalam keterangan resmi, Kamis (10/11/2022).