Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times – Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang sering dipilih investor untuk mengembangkan pundi-pundinya. Hal ini karena obligasi memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Namun, obligasi bukan hanya ada satu jenis. Melainkan bermacam-macam. Tapi, sebelum membahas jenis obligasi dengan lebih terperinci, ada baiknya untuk lebih dulu mengerti apa itu obligasi.

Jika melihat artinya, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang berpiutang (memberikan pinjaman). Obligasi atau surat utang ini bisa dibeli dan pembeli akan mendapat keuntungan berupa bunga nantinya.

Dalam obligasi, akan ada tanggal jatuh tempo pembayaran utang dan bunganya, yang biasa disebut kupon. Kupon wajib diberikan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi.

Di Indonesia, tempo atau jangka waktu berakhirnya suatu obligasi biasanya berkisar 1 hingga 10 tahun. Perbedaan waktu ini lah yang membuat obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan waktunya, yakni jangka menengah dan panjang.

Layaknya instrumen investasi lainnya, obligasi juga terdaftar di dalam Bursa Efek. Adapun dalam hal penerbitnya, obligasi bisa diterbitkan negara atau juga perusahaan.

1. Keunggulan berinvestasi dalam obligasi

ilustrasi belajar investasi (pexels.com/Artem Podrez)

Meski potensi untungnya tidak sebesar saham, obligasi jauh lebih aman. Apalagi jika obligasi yang dibeli merupakan terbitan negara, yang berarti imbal hasilnya sudah pasti terjamin sehingga investor tak perlu khawatir soal keamanannya. Aturan ini sudah tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Saat berinvestasi di obligasi, investor akan mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. Tingkat kupon atau nisbah tersebut biasanya lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate). Jadi, jelas sekali keuntungan surat utang adalah lebih besar ketimbang deposito.

Di sisi lain, dengan membeli obligasi bisa memperoleh capital gain (keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih tinggi). Namun, tingkat imbal hasil biasanya sudah diperhitungkan pada awal investasi. Perlu juga diketahui bahwa surat utang bisa jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, ini bisa digunakan untuk mengambil pinjaman ke bank atau membeli saham di bursa efek.

2. Kekurangan berinvestasi dalam obligasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di