4 Alasan Finansial Stagnan di Level Middle Class

Intinya sih...
- Kenyamanan finansial membuat level middle class stagnan
- Gaya hidup konsumtif tanpa investasi menjadi faktor utama
- Pengorbanan dan penahanan diri diperlukan untuk naik ke level finansial atas
Rasanya semua orang ingin punya kemampuan finansial di level atas, ya. Mulai dari kalangan bawah dan tengah yang ingin naik level. Hingga level atas yang juga ingin mempertahankan kelasnya hingga terus meningkatkan level kemampuan finansialnya.
Sayangnya, untuk bisa mencapai pendapatan finansial yang levelnya di atas tidaklah semudah itu. Seperti salah satunya level tengah atau middle class yang umumnya jadi stagnan di kelas situ lagi dan lagi. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Langsung simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
1. Terlalu nyaman dengan kepastian gaji bulanan
Ya, kepastian gaji bulanan di setiap periodenya bikin pemenuhan kebutuhan hidup terasa mudah, nyaman, dan terjamin keamanannya. Alhasil, terlalu nyaman ini jadi bikin terlena, lupa untuk berkembang, dan berujung pada finansial yang stagnan di level middle class.
Pikirmu gak ada salahnya, terlebih juga bukan masuk golongan finansial di level kelas bawah. Tapi, tanpa sadar ilusi gaji bulanan yang pasti ada dan terasa bikin hidup stabil ini nyatanya gak punya keamanan pasti lantaran tidak ada perputaran uang yang produktif, lho.
2. Siklus keuangan yang gali lubang tutup lubang
Gaya hidup menjadi faktor utama penyebab finansial tetap stagnan di level middle class. Tak jarang, muncul pemikiran bahwa punya gaji, maka bisa beli apa pun yang diinginkan. Merasa mampu inilah yang tanpa sadar bikin terlena beli ini dan itu yang berujung terus berada pada finansial yang stagnan di level middle class.
Terlebih, munculnya berbagai kemudahan seperti beli barang kesukaan dengan bisa pakai paylater terlebih dahulu. Beli rumah idaman bisa pakai KPR, beli mobil mewah bisa kredit. Rasaya mudah didapatkan, bayarnya? Utang dulu, gak perlu khawatir, kan ada gaji bulanan.
Akhirnya, perputaran finansial berujung pada gali lubang dan tutup lubang untuk bayar cicilan ini dan itu. Ujungnya apa? Ya, kamu akan terus menerus berada di lingkaran finansial yang sama, gak ada perkembangan, apalagi kenaikan kelas.
3. Gak ada perputaran passive income
Pernahkah kamu berpikir kenapa orang kaya yang level finansialnya sudah di atas itu gemar main investasi? Coba jawab. Ya, tentunya untuk menyelamatkan, mempertahankan, hingga melipatgandakan kekayaan yang dimiliki. Ya, wajar level finansial ini cenderung tidak mungkin turun ke bawah, ya.
Di sisi lain dari arah yang berlawanan, ada pemilik finansial level bawah yang tak punya modal investasi. Jangankan buat investasi, pendapatan yang ada cuma cukup buat kebutuhan sehari-hari, bahkan kurang. Ya, masih bisa diwajarkan level finansial ini cenderung lebih susah bergerak ke atas.
Berbeda halnya dengan kamu si pemilik pendapatan level middle class alias tengah. Punya modal, tapi rasanya gak cukup kalau mau dibagi buat tetap bisa hidup nyaman sembari berinvestasi. Pikirmu, level atas kan memang punya uang serba cukup, cukup buat hidup nyaman, cukup buat investasi.
Secara lebih lanjut, yang bikin stagnan terus berada di level tengah ialah karena memilih hidup nyaman tanpa ada pengorbanan menyisihkan uang buat diputar jadi passive income. Gajinya full buat hidup nyaman, terlena, ya berakhir susah keluar buat berkembang naik ke level finansial kelas atas.
4. Gak punya dana darurat, ditambah pertarungan melawan inflasi
Sudah gak punya passive income, ditambah lagi gak punya dana darurat. Alhasil, peluangnya bukan cuma stagnan di level finansial kelas menengah, tetapi juga bisa turun ke level bawah.
Bagaimana mungkin? Coba pikirkan ada yang namanya inflasi yang kerap terjadi seiring waktu. Mungkin gaji bulananmu seiring waktu juga naik, tapi apakah sebanding dengan nilai inflasi? Coba jawab dengan logis.
Apalagi, dengan terbiasa hidup nyaman, bukankah saat naik gaji rasanya ingin melipatgandakan level kenyamanan yang ada? Rasanya iya. Padahal, di sisi lain ada inflasi yang menurunkan nilai uang yang kamu miliki itu. Jadi, gajinya naik, tapi tidak ada rasa perubahannya, bahkan kurang lantaran diikuti oleh inflasi dan gaya hidup yang naik.
Pada akhirnya, jika ingin ada perubahan level finansial dari kelas menengah pindah ke kelas atas, jelas butuh pengorbanan dan penahanan diri. Memang terasa sulit, apalagi saat melihat ada uang dari gaji yang tersisa. Tapi, jika dibiasakan maka perlahan akan mampu, akan jadi kebiasaan sisa uang dialihkan menjadi aset yang produktif. Lakukan semuanya atas dan untuk kebaikan hidupmu sendiri secara jangka panjang, ya!