ilustrasi belanja baju (pexels.com/Liza Summer)
Mungkin kamu bertanya-tanya, apa saja tanda-tanda yang menunjukkan seseorang mengalami money dysmorphia? Beberapa di antaranya adalah:
Khawatir berlebihan tentang uang
Kalau kamu selalu merasa khawatir gak memiliki cukup uang meskipun tabunganmu mencukupi, ini bisa menjadi tanda money dysmorphia. Kecemasan ini sering muncul tanpa alasan yang jelas dan membuatmu terus berpikir bahwa pengeluaran kecil sekalipun akan merusak keuanganmu.
Obsesi pada pengeluaran kecil
Ada orang dengan money dysmorphia akan menghabiskan banyak waktu memikirkan pengeluaran kecil. Keputusan membeli secangkir kopi atau makan di luar bisa membuat mereka stres dan merasa bersalah, meskipun pengeluaran tersebut gak memengaruhi kestabilan keuangan mereka secara signifikan. Hal ini bisa membuatmu ragu dalam mengambil keputusan finansial.
Menghindari pengeluaran sama sekali
Ketakutan untuk kehabisan uang bisa membuat seseorang menghindari pengeluaran, bahkan untuk kebutuhan penting. Alih-alih menggunakan uangnya untuk kebutuhan sehari-hari atau hiburan, mereka lebih memilih menimbun uang tanpa tujuan yang jelas. Ini bisa membuat kualitas hidup menurun karena terus-menerus menahan diri untuk gak menikmati hasil kerja keras.
Membandingkan diri dengan orang lain
Perbandingan dengan orang lain sering kali menjadi pemicu utama money dysmorphia. Melihat teman atau influencer di media sosial yang memamerkan liburan mewah, mobil baru, atau rumah impian bisa membuat kamu merasa tertinggal.
Jenny Woo, PhD, MBA, CEO Mind Brain Emotion, menyebutkan bahwa generasi muda seperti Gen Z dan milenial lebih rentan terhadap perbandingan ini karena lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial. “Sebuah survei menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan lebih dari tiga jam per hari di media sosial cenderung membuat keputusan finansial yang tidak rasional,” jelas Woo.
Rasa bersalah atau malu setelah berbelanja
Setelah membeli sesuatu, meskipun itu kebutuhan penting, kamu mungkin merasa bersalah atau malu. Perasaan ini timbul karena ada keyakinan bahwa setiap pengeluaran adalah ancaman bagi keamanan finansialmu, padahal itu hanya ilusi yang disebabkan oleh money dysmorphia.