Ilustrasi asuransi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Kata kunci dari asuransi adalah proteksi. Nah, dalam perencanaan keuangan maka proteksi adalah kebutuhan paling mendasar. Sebab, kalau kamu ingin merencanakan keuangan berarti harus punya pendapatan.
"Dengan pendapatan, berarti kita bisa merencanakan ke depan, tiga, lima, hingga 10 tahun ke depan. Nah, itu kalau kita sehat, tidak kenapa-kenapa. Kalau misalnya ada risiko berarti pendapatannya bisa apa potensinya? Berkurang, kedua hilang," ujarnya.
Jadi, yang pertama kali harus diproteksi adalah pendapatan kamu. Apabila terjadi apa-apa terhadap diri kamu, rencana keuangan kamu masih bisa berjalan karena adanya proteksi.
"Apalagi, di Indonesia kan lebih banyak yang pekerja informal. Jadi, 70 persen itu (pekerja) informal. Jadi, pada dasarnya orang Indonesia gajinya gak tetap. Istilahnya benar-benar harus merencanakan lebih baik," tutur Bondan.
Dia menekankan proteksi jadi kebutuhan yang teramat sangat penting. Pertanyannya, apakah asuransi adalah satu-satunya jalan keluar untuk memproteksi diri dan keuangan kamu? Menurutnya tidak.
Artinya, asuransi bukan satu-satunya alat proteksi diri dan keuangan kita. Misalnya saja, kamu punya aset berharga seperti tanah, dan kebetulan tanggungan juga gak terlalu besar, mungkin belum perlu asuransi. Sebab, jika sewaktu-waktu ada kebutuhan bisa menjual aset yang dimiliki.
"Tetapi, sebagian besar dari kita, sumber daya dan pendapatan kita terbatas ya. Bukan kita punya keuangan yang melimpah ruah," ujarnya.
Kemudian, setelah kamu punya proteksi baru bisa melangkah ke tahap berikutnya, yaitu mengakumulasi kekayaan itu sendiri dan mencapai perencanaan keuangan yang sudah kamu rencanakan.
Mengenai bagaimana kamu bisa mempertahankan kekayaan tersebut dan mendistribusikannya baik ke keluarga ataupun untuk wakaf, sedekah dan sebagainya maka proteksi itu sangat penting.