Ilustrasi Kredit. (IDN Times/Aditya Pratama)
Di sisi lain, penyaluran kredit juga masih mengalami penurunan. BTPN mencatat penyaluran kredit turun 7 persen yoy, dari Rp148,81 triliun menjadi Rp137,66 triliun pada akhir Triwulan-III 2021.
Salah satu penyebab penurunan itu ialah permintaan kredit yang masih belum kembali ke tingkat permintaan sebelum pandemik. Penurunan penyaluran kredit juga mengakibatkan penurunan aset sebesar 2 persen yoy menjadi Rp183,02 triliun.
“Terlepas dari penurunan kredit secara tahun-ke-tahun, penyaluran kredit sampai dengan akhir triwulan III-2021 menunjukkan peningkatan dibandingkan angka pada akhir triwulan sebelumnya. Jumlah kredit yang diberikan naik sebesar 1,5 persen kuartal-ke-kuartal, dan ini merupakan tanda yang baik, yaitu terjadi peningkatan aktivitas masyarakat,” kata Ongki.
Namun, hingga saat ini kualitas kredit nasabah agar tetap berada di level yang sehat. BTPN mencatat rasio gross non-performing loan (NPL) berada di level 1,56 persen pada akhir September 2021. Posisi tersebut lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35 persen pada akhir Agustus 2021.
BTPN juga mencatat rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 224,7 persen, dan net stable funding ratio (NSFR) 114,7 persen pada posisi 30 September 2021. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada level 25,6 persen.