Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Selain itu, penguatan rupiah juga dipengaruhi Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) saat mengumumkan kebijakan moneter. The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2023, sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) masih akan dilakukan dengan nilai yang sama seperti saat ini. Artinya, tidak ada stimulus tambahan dari bank sentral paling powerful di dunia tersebut.
"Pasar mengalihkan fokus mereka ke Ketua Fed Jerome Powell, yang dijadwalkan tampil di depan Kongres AS akhir pekan ini, untuk panduan lebih lanjut tentang pendekatan Fed terhadap inflasi. Anggota komite Fed lainnya, termasuk Charles Evans, Raphael Bostic, Lael Brainard, James Bullard, Mary Daly dan John Williams, juga dijadwalkan untuk menyampaikan pidato," kata Ibrahim.
Sementara itu dari pemerintah, Presiden AS Donald Trump, mengindikasikan stimulus yang lebih besar dari 2 triliun dolar AS. Meski demikian, Partai Republik dan Partai Demokrat masih belum sepakat akan besarnya stimulus tambahan yang akan digelontorkan.