Jakarta, IDN Times -- Harapan pada pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemik memberi angin segar potensi pemulihan berbagai sektor dunia usaha sehingga memicu apresiasi IHSG di penghujung 2021.
Laju pertumbuhan ekonomi nasional di akhir tahun 2021 masih terhitung moderat, tetapi investor melihat prospek pemulihan 2022 ke depan akan semakin cerah dan potensi mendorong pertumbuhan indeks saham IHSG yang lebih baik dibandingkan tahun ini.
Adapun, minat berinvestasi juga meningkat pesat saat pandemik, tercermin dari data KSEI mengenai investor reksa dana yang tumbuh tajam dari 1,78 juta di akhir 2019 menjadi 3,88 juta di akhir 2020 dan naik terus mencapai 6,76 juta di akhir Oktober 2021 (tumbuh 74,15 persen). Bahkan, menariknya sekitar 50 persen dari investor baru tersebut berasal dari kalangan milenial.
Pertumbuhan investor kalangan milenial tersebut tak lepas dari pertumbuhan platform digital agen penjual reksa dana, maraknya edukasi investasi di media sosial, serta semakin beragam kebutuhan investor milenial yang ingin memiliki produk investasi yang simple.
Oleh karena itu, BNI Asset Management (BNI-AM) melihat peluang tersebut dan mencoba mengambil kesempatan untuk memenuhi kebutuhan investor akan instrumen investasi berbasis saham yang menantang namun tetap terukur risikonya.
Dalam acara Virtual Launch & Talk Show BNI 30G, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini berpandangan bahwa meningkatnya minat investasi, baik dari investor retail maupun institusi merupakan peluang bagi BNI Group untuk mengembangkan produk baru yang sesuai dengan ekspektasi mereka, yaitu produk baru yang menantang tapi sesuai dengan risk appetite mereka.
"Sebagaimana harapan investor, produk baru yang kami luncurkan ini sangat challenging namun tetap terukur risikonya sehingga sesuai untuk investor pemula maupun investor yang sudah pengalaman, bahkan cocok pula untuk investor Institusi seperti dana pensiun," sebut Novita, Jumat (3 Agustus 2021).