Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
DSC00154.JPG
SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. (dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Strategi menghadapi budaya FOMO dengan menetapkan tujuan keuangan, menyusun budgeting konsisten, dan memperkenalkan metode pengelolaan uang 40-30-20-10.

  • Pentingnya belanja bijak di era digital dengan membangun fondasi keuangan sebelum berinvestasi serta hidup di bawah kemampuan.

  • Perspektif unik tentang pengelolaan keuangan dari Raditya Dika, termasuk bahaya self-serving bias dan konsep opportunity cost.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Anak muda masa kini menghadapi tantangan finansial yang semakin kompleks. Selain harus memikirkan pendidikan dan karier, godaan belanja online, tren media sosial, hingga promo e-commerce kerap membuat pengeluaran membengkak tanpa disadari.

Di SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Top Agent Awards (TAA) ke-38 yang diselenggarakan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dihadiri sekitar 1.500 mahasiswa dari UGM dan universitas lain di Yogyakarta.

1. Menghadapi Budaya FOMO

Karin Zulkarnaen, Pembicara di SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. (dok. Istimewa)

Budaya Fear of Missing Out (FOMO) sering memicu perilaku konsumtif, mendorong orang mengeluarkan uang tanpa rencana demi mengikuti tren. Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, mengingatkan bahwa disiplin finansial berawal dari menetapkan tujuan keuangan yang jelas dan menyusun budgeting yang konsisten.

Ia memperkenalkan metode pengelolaan uang 40-30-20-10: 40 persen untuk kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, dan biaya hidup; 30 persen untuk pembayaran utang; 20 persen untuk dana darurat, asuransi, tabungan, atau investasi; serta 10 persen untuk biaya sosial atau donasi. Karin menekankan bahwa asuransi memegang peran penting dalam perencanaan keuangan, baik untuk melindungi dari risiko tak terduga, meminimalkan kerugian finansial, maupun membantu mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

2. Belanja Bijak di Era Digital

Pembicara di SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. (dok. Istimewa)

Di era e-commerce, batas antara kebutuhan dan keinginan semakin kabur. Atria Rai, Chief Communications Officer AXA Mandiri Financial Services, mengajak mahasiswa untuk selalu menilai setiap pembelian secara kritis, memastikan uang yang dikeluarkan sejalan dengan tujuan dan prioritas hidup.

Menurutnya, membangun fondasi keuangan adalah langkah awal sebelum berinvestasi. Fondasi ini mencakup proteksi yang memadai untuk mengelola risiko seperti sakit, kecelakaan, disabilitas, meninggal dunia, dan pensiun; memiliki tabungan darurat setara tiga hingga enam bulan pengeluaran; serta mengelola utang secara sehat. Atria juga mengingatkan pentingnya hidup di bawah kemampuan, memahami hubungan imbal hasil dan risiko, serta menempatkan proteksi sebagai dasar dalam piramida perencanaan keuangan.


3. Mengatur Uang ala Raditya Dika

Raditya Dika jadi pembicara di SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. (dok. Istimewa)

Raditya Dika, penulis, komedian, content creator, dan investor, memberikan perspektif unik tentang pengelolaan keuangan. Ia menyoroti bahaya self-serving bias—kebiasaan menyalahkan keadaan atau orang lain saat keuangan bermasalah. Menurutnya, kejujuran pada diri sendiri adalah langkah awal untuk memperbaiki kondisi finansial.

Raditya juga membahas konsep opportunity cost, yaitu potensi keuntungan yang hilang ketika memilih satu opsi dibandingkan opsi lain. Uang yang dihabiskan untuk barang tren sesaat, misalnya, mungkin lebih bermanfaat jika digunakan untuk kursus keterampilan yang bisa membuka peluang karier.

Tips praktis lain darinya meliputi:

  • Tunda pembelian setidaknya 24 jam untuk menilai urgensi,

  • Nilai barang berdasarkan usaha yang diperlukan untuk mendapatkannya,

  • Pastikan dana darurat dan proteksi tersedia sebelum mulai berinvestasi,

4. SmartFin Day 2025

SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. (dok. Istimewa)

SmartFin Day merupakan program literasi keuangan yang menjadi bagian dari rangkaian TAA ke-38. Diselenggarakan oleh AAJI bersama OJK dan UGM, acara ini dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM, Prof. Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph.D., IPM., dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Yogyakarta, Eko Yunianto.

Dalam sambutannya, Fauzi Arfan, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG AAJI, menyampaikan:

“Kegiatan ini adalah komitmen bersama untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan yang masif, merata, dan relevan bagi generasi muda. Literasi perasuransian kita telah mencapai 45,45% dan inklusi 28,50%, namun masih ada ruang besar untuk kita tingkatkan demi Indonesia Emas 2045.”

Acara ini menjadi bukti kolaborasi OJK – UGM – AAJI dalam program GENCARKAN, sekaligus langkah nyata industri asuransi jiwa membekali generasi muda dengan keterampilan keuangan yang sehat, terencana, dan berkelanjutan. Dalam rangkaian ISR & Literasi tahun ini, selain program SmartFin Day, AAJI juga menggelar aksi nyata pelestarian lingkungan melalui penanaman 1.855 bibit mangrove di Pantai Baros. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program AAJI Bumi yang dimulai pada 2024 lalu, yang secara total telah menanam 4.325 bibit mangrove dan membagikan 1.350 tanaman lidah mertua di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Batam, dan Bekasi, sebagai wujud kontribusi industri terhadap keberlanjutan lingkungan.

SmartFin Day 2025 yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), tiga pembicara berbagi strategi praktis untuk mengatur keuangan sejak dini. (dok. Istimewa)

Pelaksanaan SmartFin Day 2025 juga didukung penuh oleh perusahaan-perusahaan anggota AAJI. Dalam acara ini, berbagai activity booth dari perusahaan asuransi jiwa turut hadir, menawarkan kesempatan bergabung dalam program afiliasi, mengenal lebih dekat produk dan layanan, hingga membuka peluang berkarir di industri asuransi jiwa bagi para mahasiswa dan peserta yang hadir. (WEB/TAMA)

Editorial Team