Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi emas (unsplash.com/Scottsdale Mint)
ilustrasi emas (unsplash.com/Scottsdale Mint)

Emas sudah lama menjadi salah satu instrumen investasi yang digemari oleh banyak orang karena nilainya cenderung stabil dan tahan terhadap potensi inflasi. Namun, untuk memeroleh keuntungan secara optimal dari jual beli emas.

Oleh karena itu, kamu tidak bisa hanya mengandalkan insting, melainkan harus memahami juga terkait cara menghitungnya dengan benar. Melalui metode perhitungan keuntungan emas, maka kamu bisa mengambil keputusan kapan waktu terbaik untuk menjual atau membeli.

Berikut ini merupakan perhitungan yang tepat terkait jual beli emas agar bisa meminimalisir risiko kerugian dan memaksimalkan potensi laba dari investasi.

1. Menghitung selisih harga beli dan harga jual

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Cara paling dasar untuk menghitung keuntungan emas adalah dengan melihat selisih antara harga jual dan juga harga beli. Keuntungan ini bisa diperoleh pada saat harga jual lebih tinggi daripada harga beli yang sudah kamu bayarkan sebelumnya.

Sebagai contoh, jika kamu membeli emas seharga Rp900 ribu per gram dan menjualnya ketika harga naik menjadi Rp950 ribu per gram, maka selisih Rp50 ribu itulah yang bisa menjadi keuntungan. Rumus sederhana ini dapat membantumu untuk memahami secara cepat potensi laba dari setiap transaksi emas yang dilakukan.

2. Memperhitungkan biaya tambahan

ilustrasi emas (unsplash.com/Scottsdale Mint)

Selain selisih harga, kamu juga perlu memasukkan biaya tambahan, seperti biaya administrasi, ongkos cetak, hingga biaya penyimpanan. Biaya-biaya tersebut dapat mengurangi total keuntungan yang akan kamu peroleh dari proses penjualan emas tersebut.

Sebagai contoh, jika selisih harga emas menghasilkan keuntungan Rp500 ribu, namun kamu harus membayar ongkos cetak Rp100 ribu, maka keuntungan bersih yang kamu peroleh hanya sekitar Rp400 ribu. Dengan memperhitungkan biaya tambahan, maka dapat membuat keputusan yang lebih akurat.

3. Menggunakan persentase keuntungan

ilustrasi emas batangan (pexels.com/Pixabay)

Menghitung keuntungan emas bisa dilakukan dalam bentuk persentase agar membantumu untuk membandingkan terkait performa investasi dengan instrumen lainnya yang ada. Rumusnya adalah (keuntungan bersih : modal awal) x 100 persen, sehingga kamu akan menemukan persentase keuntungan yang diperoleh dari proses penjualan emas.

Contohnya jika kamu membeli emas senilai Rp10 juta dan memeroleh keuntungan bersih Rp1 juta, maka persentase keuntungannya adalah 10 persen. Angka ini memudahkan untuk melihat apakah investasi emas lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan instrumen lain, seperti deposito atau saham.

4. Memperhitungkan inflasi dan perubahan nilai uang

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Keuntungan dari jual beli emas bukan hanya dilihat dari kenaikan harganya saja, namun juga perlu dilihat dari daya beli uang yang bisa kamu peroleh. Inflasi bisa mengurangi nilai nyata dari keuntungan yang mungkin terlihat secara nominal, sehingga tetap saja terasa merugikan.

Misalnya kamu mendapatkan keuntungan Rp1 juta dari emas, namun inflasi tahunan mencapai 6 persen, maka nilai riil keuntungan tersebut justru akan berkurang. Memperhitungkan inflasi dapat membantu untuk memahami terkait nilai sebenarnya dari laba yang diperoleh, sehingga tidak langsung mengambil keputusan begitu saja.

Menghitung keuntungan dari jual beli emas bukan hanya soal selisih harga, namun juga terkait pada berbagai biaya yang memang harus dibayarkan. Pemahaman ini dapat membuatmu lebih bijak dalam menentukan strategi jual beli emas yang tepat. Melalui perhitungan yang sesuai, maka investasi emas yang kamu lakukan bisa menjadi sumber keuntungan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team