Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati)
Ilustrasi proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah tipis 2 poin. Melansir Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.470 atau melemah 0,17 persen. Pada penutupan perdagangan sesi 1, rupiah berada di level Rp14.464 atau melemah 0,14 persen.

"Rupiah berpotensi bergerak melemah ke kisaran Rp14.500 dengan potensi support di Rp14.420," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra kepada IDN Times, Senin (3/5/2021).

1. Pasar keuangan dibayangi lonjakan kasus COVID-19

Ilustrasi. Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma - Fiqih Damarjati)

Menurut Ariston, pasar keuangan dibayangi oleh kekhawatiran lonjakan kasus COVID-19 di dunia. Hal itu bisa menghambat pemulihan ekonomi.

"Kekhawatiran ini bisa menahan penguatan rupiah di akhir pekan lalu dan bisa menekan rupiah hari ini," ungkapnya.

2. Pemulihan ekonomi di berbagai negara memberikan optimisme ke pelaku pasar

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Di sisi lain, lanjut Ariston, pemulihan ekonomi yang mulai tampak di sebagian negara di dunia, termasuk Indonesia, masih memberikan optimisme ke pelaku pasar.

"Ini bisa menahan pelemahan hari ini," kata Ariston.

3. Rupiah menguat pada perdagangan akhir pekan lalu

Default Image IDN

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat tipis 5 poin. Mengutip Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.445 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.450.

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, stabilitas sistem keuangan Indonesia dapat terjaga di tengah tekanan pandemik COVID-19 sepanjang 2020. Hal itu jadi salah satu sentimen yang menguatkan rupiah.

Selain itu, berbagai respons kebijakan yang dilakukan juga telah mampu menopang ekonomi domestik semester II-2020 lebih baik dibandingkan semester I-2020.

"Ini tercermin dari pasar keuangan yang relatif stabil serta ketahanan perbankan yang tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, likuiditas, maupun profitabilitas," ungkap Ibrahim.

Editorial Team