Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bunga pinjaman (unsplash.com/ChristianDubovan)

Intinya sih...

  • Bunga pinjaman bisa lebih besar dari pokok utangnya

  • Ada dua jenis bunga: Flat dan efektif

  • Bunga pinjaman bisa naik kalau telat bayar

Kamu pasti juga sudah menyadari, bahwa sekarang ini pinjam uang jadi makin gampang banget. Cuma lewat aplikasi, kamu bisa langsung cairin dana tanpa perlu datang ke bank. Gak heran kalau banyak Gen Z yang mulai coba-coba ambil pinjaman buat berbagai keperluan. Entah itu untuk beli gadget, modal usaha kecil-kecilan, sampai buat liburan.

Tapi, meski prosesnya gampang, bukan berarti risikonya kecil. Salah satu hal penting yang sering luput diperhatikan adalah bunga pinjaman. Banyak yang cuma lihat cicilan per bulan tanpa benar-benar ngerti cara kerja bunganya. Nah, apa saja faktor tentang bunga pinjaman yang jarang diketahui tersebut? Simak artikelnya sampai tuntas, yuk!

1. Bunga pinjaman bisa lebih besar dari pokok utangnya

ilustrasi pinjaman uang (unsplash.com/MufidMajnun)

Banyak orang tuh sering fokus ke nominal utang pokok saja. Misalnya pinjam Rp2 juta, ya mikirnya cuma bakal balikin Rp2 juta juga. Padahal kenyataannya gak sesimpel itu! Kalau bunganya besar dan jangka waktunya panjang, total uang yang kamu bayar bisa jauh lebih besar dari utang awal.

Contohnya, kamu ambil pinjaman Rp2 juta dengan bunga flat 5 persen per bulan selama 12 bulan. Sekilas kelihatan ringan, tapi total bunga yang kamu bayar bisa sampai Rp1,2 juta! Belum lagi kalau kamu telat bayar, bisa kena denda tambahan. Jadi, jangan cuma lihat jumlah pinjaman pokoknya saja, tapi secara keseluruhan!

2. Ada dua jenis bunga: Flat dan efektif

ilustrasi bunga pinjaman (unsplash.com/TowfiquBarbhuiya)

Banyak dari kita cuma tahu tentang bunga sekian persen, tanpa ngerti itu bunga flat atau bunga efektif. Padahal, dua jenis bunga ini punya cara hitung yang beda banget. Bunga flat artinya bunganya dihitung dari jumlah utang awal dan dibagi rata tiap bulan. Sementara bunga efektif dihitung dari sisa utang yang belum dibayar, jadi makin lama biasanya cicilan bunganya makin kecil.

Masalahnya, bunga flat sering kelihatan lebih murah di iklannya. Padahal kalau dihitung-hitung, bisa jadi lebih mahal dari bunga efektif. Misalnya kamu ambil pinjaman dengan bunga flat 12 persen per tahun, itu bisa setara dengan bunga efektif 21 persen! Kalau gak tahu bedanya, kamu bisa salah ambil keputusan. Jadi, penting banget buat cek dan tanya jenis bunganya sebelum setuju ambil pinjaman.

3. Bunga pinjaman bisa naik kalau telat bayar

ilustrasi bayar utang (unsplash.com/TowfiquBarbhuiya)

Satu hal yang sering disepelekan adalah konsekuensi dari telat bayar cicilan. Banyak Gen Z yang mikir kalau telat sehari-dua hari pun gak jadi masalah. Padahal, telat bayar itu bisa bikin bunga kamu makin naik, apalagi kalau pinjamannya pakai sistem bunga harian atau ada denda keterlambatan. Ujung-ujungnya, tagihan yang tadinya kecil bisa jadi membengkak gak karuan.

Beberapa aplikasi pinjaman bahkan langsung menambahkan bunga tambahan per hari kalau kamu telat, misalnya 1 persen per hari. Kalau kamu telat seminggu, itu bisa jadi 7 persen ekstra dari total utang kamu! Ini belum termasuk denda tetap yang bisa dikenakan. Jadi penting banget buat bayar tepat waktu, atau kalau bisa malah lebih cepat. Jangan anggap enteng tanggal jatuh tempo, karena satu hari telat bisa bikin dompet menjerit.

4. Suku bunga bisa ditentukan berdasarkan profil risiko kamu

ilustrasi bunga pinjaman (unsplash.com/JakubZerdzicki)

Gak banyak yang tahu kalau bunga pinjaman itu bisa beda-beda untuk tiap orang, tergantung profil risiko masing-masing. Kalau kamu belum punya riwayat kredit atau pernah telat bayar cicilan sebelumnya, kamu bisa dianggap “berisiko tinggi” oleh lembaga keuangan. Nah, makin tinggi risikonya, biasanya bunga yang diberikan juga makin mahal.

Buat Gen Z yang baru pertama kali pinjam uang, ini bisa jadi jebakan. Kamu mungkin heran kenapa bungamu lebih besar dari temanmu yang pinjam dalam jumlah yang sama. Padahal bisa jadi karena skor kredit kamu masih kosong atau kurang bagus. Jadi, jaga reputasi finansialmu sejak awal, biar nantinya bisa dapat bunga lebih ringan!

5. Bunga rendah belum tentu aman, waspadai biaya tersembunyi

ilustrasi uang rupiah (unsplash.com/MufidMajnun)

Siapa sih yang gak tergiur lihat tawaran pinjaman dengan bunga 0 persen? Tapi hati-hati, bunga rendah belum tentu berarti pinjaman itu benar-benar murah. Sering kali ada biaya-biaya tersembunyi yang gak kelihatan di awal, seperti biaya administrasi, biaya asuransi, hingga biaya layanan yang diam-diam ditambahkan ke total utangmu.

Alhasil, meskipun kamu merasa bunganya kecil banget, total tagihan yang harus dibayar bisa tetap tinggi. Ini sering kejadian di pinjol atau cicilan dari e-commerce. Jadi, jangan cuma lihat angka bunganya saja. Tapi baca juga syarat dan ketentuan dengan teliti. Kalau perlu, tanyakan saja semua komponen biaya sebelum kamu ambil keputusan.

Jadi, kalau bicara tentang bunga pinjaman, gak semua yang terlihat kecil itu ringan. Dan gak semua yang prosesnya cepat itu aman. Pahami dulu sistem bunganya, biar kamu gak terjebak dalam utang berkepanjangan. Bijak mengatur keuangan itu bukan cuma soal nabung, tapi juga soal tahu kapan dan bagaimana berutang dengan benar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian