Kalau kamu memilih rumah komersial, mungkin bisa jadi pilihan bagi yang ingin memiliki hunian dengan kualitas yang lebih baik ketimbang subsidi. Walaupun sama-sama dibangun oleh developer, rumah komersial bisa memiliki luas yang lebih besar ketimbang rumah subsidi, material yang lebih bagus, dan bisa dibeli dengan cara inden.
Tapi menurut Aulia, kualitas yang tinggi tentu saja diikuti dengan harga yang lebih tinggi. Anggap saja, kamu ingin membeli rumah komersial harga Rp300 juta, kamu hendak mengkreditnya dengan uang muka atau DP 20 persen, yani sebesar Rp60 juta.
Maka pokok utang kamu dari KPR kamu adalah Rp300 juta - Rp60 juta = Rp240 juta. Bila asumsi bunga tahunan adalah 10 persen bersifat flat dan tenor cicilan 15 tahun, rata-rata cicilan perbulan bisa mencapai Rp 2,5 juta atau 50 persen dari penghasilan.
"Dengan gaji Rp5 juta, bisa saja lembaga pemberi kredit menyetujui KPR ini. Namun tentu saja besaran ini terlalu berat dan bisa membuat orang yang bersangkutan untuk berinvestasi maupun membayar premi asuransi. Mereka pun harus mencari penghasilan tambahan bila memang ingin membeli rumah komersial dengan skema cicilan di atas," papar Aulia.
Bagi pasangan suami istri yang sudah memiliki tabungan atau aset lancar dalam jumlah besar, tentu bisa mempertimbangkan membeli rumah komersial. Besarnya uang muka atau DP tentu bisa mengurangi jumlah pokok utang dari rumah komersial yang ingin dibeli yang akhirnya bisa meringankan cicilan per bulan.