Terakhir, investor akan menilai performa operasional dan finansial. Di tahap ini, PMV semakin kritis terhadap kemampuan eksekusi startup, mulai dari laporan keuangan historis, proyeksi, unit ekonomi atau struktur biaya, dan potensi profitabilitas. Potensi startup untuk exit juga menjadi faktor pertimbangan investasi.
Dari perspektif PMV spesialis pendanaan mikro yang kerap menyasar bisnis nonteknologi dan UMKM, Ketua III AMVESINDO, Chrismanto Saragih menekankan pentingnya menyamakan visi dan misi antara investor dan calon investee.
Misalnya, ada tipe impact investor yang tidak hanya menilai aspek profitabilitas saja namun juga melihat dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari sebuah bisnis bagi masyarakat.
"Sebagai contoh, salah satu PMV mikro dengan visi ini pernah berinvestasi ke rumah sakit khusus yang akan dibangun dan memiliki rencana dapat melayani 70 persen pasien BPJS," kata Chrismanto.
Kemudian dalam menilai kelayakan bisnis, PMV mikro juga menyorot pentingnya melakukan penilaian langsung ke lapangan. Informasi on paper umumnya terlihat bagus, namun sebaiknya PMV melakukan validasi langsung.
Chrismanto memaparkan pengalamannya dengan calon investor di Jawa Tengah dari sektor pertanian, yang melakukan produksi dan pemasaran beras organik secara terintegrasi.
Ia lalu melakukan penilaian langsung secara end-to-end mulai dari lihat proses pembuatan dan pabrik pupuknya, pengelolaan sawah, berdialog dengan petani dan pengelola pabrik pupuk. "Kita cek lahannya, karena kalau melalui paper saja tidak bisa kita yakini 100 persen,” ujar Chrismanto.
Jadi, gimana? Apakah bisnis rintisanmu udah siap untuk menerima suntikan dana dari investor modal ventura?