Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mengantisipasi risiko kejahatan dalam sistem keuangan digital yang semakin meningkat di tengah perkembangan teknologi. Hal itu dilakukan dengan merancang Sistem Pembayaran Visi Sistem Pembayaran Nasional (SPI) 2025.

Direktur Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan visi ini merupakan respons atas perkembangan digitalisasi yang mengubah cara pandang terhadap risiko secara signifikan. Risiko yang dihadapi saat ini di antaranya, meningkatnya ancaman siber, persaingan monopolistik dan shadow banking yang dapat mengurangi efektivitas pengendalian moneter.

"Serta stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Mekanisme pasar tidak selalu baik, pasti ada market failure. Jadi, tugas otoritas adalah mengatasi eksternalitas negatif dan memitigasinya," katanya, di Jakarta, Senin (27/5).

1. Mendukung integrasi ekonomi keuangan digital dan open banking

Ilustrasi instansi vertikal. IDN Times/Auriga Agustina

Adapun visi pertama dari SPI 2025 ialah mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital yang ada di Indonesia. Sehingga, menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.

"Kedua, mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi keuangan digital melalui open banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan," kata Perry.

2. SPI akan medorong konektivitas antara fintech dengan perbankan

Editorial Team

Tonton lebih seru di