Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mengantisipasi risiko kejahatan dalam sistem keuangan digital yang semakin meningkat di tengah perkembangan teknologi. Hal itu dilakukan dengan merancang Sistem Pembayaran Visi Sistem Pembayaran Nasional (SPI) 2025.
Direktur Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan visi ini merupakan respons atas perkembangan digitalisasi yang mengubah cara pandang terhadap risiko secara signifikan. Risiko yang dihadapi saat ini di antaranya, meningkatnya ancaman siber, persaingan monopolistik dan shadow banking yang dapat mengurangi efektivitas pengendalian moneter.
"Serta stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Mekanisme pasar tidak selalu baik, pasti ada market failure. Jadi, tugas otoritas adalah mengatasi eksternalitas negatif dan memitigasinya," katanya, di Jakarta, Senin (27/5).