Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kartu kredit
ilustrasi kartu kredit (freepik.com/katemangostar)

Intinya sih...

  • Sadari utang bukan cerminan nilai dirimu: Rasa malu sering muncul karena kamu merasa gagal atau tidak cukup baik. Utang adalah kondisi finansial, bukan ukuran siapa kamu sebagai pribadi.

  • Kenali perbedaan antara rasa bersalah dan rasa malu: Rasa bersalah bisa mendorong perbaikan, sementara rasa malu membuatmu berhenti berusaha. Manfaatkan rasa bersalah sebagai motivasi untuk memperbaiki kebiasaan finansial.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengalami utang kartu kredit bukanlah hal yang jarang terjadi. Banyak orang pernah berada di posisi yang sama, terutama setelah periode belanja besar seperti liburan atau kebutuhan mendadak.

Namun, yang sering kali lebih berat bukan cuma masalah finansialnya, tapi juga beban emosional yang muncul bersamanya. Rasa malu, cemas, bahkan rendah diri bisa muncul karena merasa gagal mengelola keuangan dengan baik.

Padahal, utang gak selalu jadi tanda bahwa kamu buruk dalam hal finansial, lho, melainkan bagian dari perjalanan belajar mengatur keuangan dengan bijak. Kabar baiknya, rasa malu karena utang bisa diatasi pelan-pelan dengan langkah yang tepat.

Berikut lima cara yang bisa kamu lakukan untuk lepas dari rasa malu akibat utang kartu kredit dan mulai membangun hubungan yang lebih sehat dengan uang.

1. Sadari utang bukan cerminan nilai dirimu

ilustrasi pria sedang stres (pexels.com/Alex Green)

Rasa malu sering muncul karena kamu merasa gagal atau tidak cukup baik. Padahal, utang adalah kondisi finansial, bukan ukuran siapa kamu sebagai pribadi. Penting untuk memisahkan antara punya masalah keuangan, dan aku orang gagal. Dua hal itu berbeda jauh.

Kamu bisa mulai dengan menyadari pikiran negatif yang muncul, seperti "aku buruk dengan uang" atau "aku gak bisa dipercaya dalam urusan finansial". Saat pikiran itu datang, coba ubah menjadi "aku sedang belajar memperbaiki keuangan”. Dengan begitu, kamu gak terus-menerus terjebak dalam rasa bersalah atau malu yang berlebihan.

2. Kenali perbedaan antara rasa bersalah dan rasa malu

ilustrasi budgeting (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Rasa bersalah bisa jadi sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki, sementara rasa malu justru membuatmu berhenti berusaha. Menurut penjelasan para ahli psikologi, rasa bersalah bisa mendorong seseorang untuk bertindak lebih baik, tapi rasa malu sering menimbulkan keinginan untuk menghindar dan menutup diri.

Kalau kamu merasa bersalah karena utang, manfaatkan itu sebagai motivasi untuk memperbaiki kebiasaan finansial. Misalnya dengan belajar budgeting, menunda pembelian yang gak mendesak, atau mulai melacak pengeluaran bulanan.

Namun, kalau yang muncul justru rasa malu, coba ingat bahwa gak ada orang yang sempurna dalam hal mengelola uang. Semua orang pernah salah langkah.

3. Hadapi masalah finansial secara terbuka

ilustrasi kartu kredit (freepik.com/katemangostar)

Mengabaikan tagihan hanya akan memperburuk keadaan. Menghadapi utang memang gak nyaman, tapi langkah pertama menuju kebebasan finansial dimulai dari keberanian untuk melihat kenyataan. Cobalah buat daftar total utang, bunga yang berjalan, dan tanggal jatuh tempo. Setelah itu, susun rencana pelunasan yang realistis.

Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan konselor keuangan. Biasanya, mereka bisa membantu menyusun strategi pembayaran atau menawarkan opsi seperti konsolidasi utang agar beban cicilan lebih ringan.

Selain itu, jangan ragu membicarakan kondisimu dengan orang yang kamu percaya. Dukungan sosial bisa membantumu keluar dari tekanan emosional akibat utang.

4. Temukan kembali nilai dan prioritas hidupmu

ilustrasi merenung (unsplash.com/Luca Tacinelli)

Salah satu penyebab utama rasa malu karena utang adalah kehilangan arah terhadap apa yang benar-benar penting dalam hidup. Kamu bisa mulai dengan meninjau ulang nilai-nilai pribadimu. Apakah pengeluaran selama ini mencerminkan hal yang benar-benar kamu anggap penting?

Dengan mengenali kembali prioritas hidup, kamu jadi lebih mudah mengatur pengeluaran dan menghindari pembelian impulsif di masa depan. Misalnya, kalau kamu menilai kebebasan finansial sebagai nilai utama, setiap keputusan belanja bisa diukur dari seberapa besar hal itu mendukung tujuan tersebut.

5. Latih diri untuk lebih berbelas kasih pada diri sendiri

Ilustrasi pria memejamkan mata (unsplash.com/Andriyko Podilnyk)

Banyak orang berpikir, semakin keras mereka menyalahkan diri, semakin cepat mereka berubah. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya. Menurut berbagai studi psikologi, sikap berbelas kasih pada diri sendiri bisa membantu seseorang pulih dari stres dan rasa malu lebih cepat.

Mulailah dengan berbicara pada diri sendiri dengan cara yang lebih lembut. Alih-alih mengatakan, “Aku bodoh banget karena utang,” ubah jadi, “Aku sedang berproses untuk keluar dari situasi ini". Perubahan kecil seperti ini bisa membantu membangun rasa percaya diri dan semangat untuk memperbaiki keuangan tanpa terbebani rasa bersalah.

Rasa malu karena utang kartu kredit memang nyata dan bisa mempengaruhi kesejahteraan emosionalmu. Namun, hal itu bukan akhir dari segalanya. Dengan memisahkan antara nilai diri dan kondisi finansial, menghadapi masalah dengan berani, serta berlatih untuk lebih berbelas kasih pada diri sendiri, kamu bisa perlahan bangkit dari rasa malu tersebut.

Setiap langkah kecil menuju perbaikan finansial adalah bentuk kemenangan. Jadi, jangan fokus pada masa lalu, ya, tapi lihat ke depan dengan tekad baru. Karena keluar dari utang bukan cuma soal uang, tapi juga tentang memulihkan rasa percaya diri dan menemukan kembali kedamaian batinmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team