ilustrasi hacker (unsplash.com/@cbpsc1)
ITSEC Asia menyatakan, untuk mencegah pembobolan RDN terulang, butuh aksi terkoordinasi mulai dari keamanan API yang lebih baik, perlindungan KYC diperkuat, deteksi perilaku real-time, dan pendekatan rantai suplai terhadap risiko yang dihadapi vendor. Laporan ITSEC Asia juga memberikan rekomendasi agar perusahaan sekuritas bisa segera mengatasi kejahatan siber yang terjadi.
Dalam jangka pendek, lembaga itu mengusulkan sekuritas untuk membekukan sementara transfer keluar RDN, simpan semua log (API, database, SIEM, firewall), lakukan rotasi kredensial dan terapkan sistem MFA (multi factor authentification) untuk semua akun vendor, serta koordinasi dengan bank untuk memblokir akun dormant yang dicurigai.
Setelah itu, sekuritas bisa melakukan audit vendor, melindungi data KYC dengan enkripsi, serta menerapkan analisis perilaku untuk mendeteksi pola-pola mencurigakan.
Dalam jangka panjang, perusahaan sekuritas disarankan mengurangi ketergantungan pada vendor tunggal, dan rutin menggelar simulasi serangan.
"Penguatan kolaborasi antara sekuritas dengan regulator dan bank juga disarankan," tulis ITSEC Asia.