Jakarta, IDN Times - Investasi tidak lepas dari kondisi suku bunga yang diatur oleh bank sentral. Oleh karena itu, diperlukan strategi guna memiliki investasi yang tepat ketika suku bunga tersebut naik dan/atau turun.
Dalam investasi, suku bunga dapat menjadi risiko sistemik yang berarti akan memberikan dampak pada seluruh instrumen.
Suku bunga biasanya mengacu pada keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang kemudian berdampak pada suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25-5,50 persen. Hal ini diumumkan pada awal November 2023.
Namun, The Fed menambahkan bahwa masih ada potensi kenaikan pada suku bunga apabila tingkat inflasi masih belum turun dalam waktu dekat.
Dari dalam negeri, BI telah memutuskan menaikkan BI7DDR menjadi 6 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen.
Meskipun hampir semua instrumen investasi terdampak akibat kenaikan suku bunga, berikut adalah beberapa jenis instrumen yang masih bisa menjadi pilihan, seperti dikutip IDN Times.