Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Jepang. (unsplash.com/fumirin)
Bendera Jepang. (unsplash.com/fumirin)

Intinya sih...

  • Jepang investasi Rp89,9 T untuk pelatihan tenaga ahli AI di Afrika.

  • Jepang dorong investasi perusahaan swasta di Afrika.

  • Mengusulkan zona ekonomi di Samudra Hindia dan Afrika.

  • Negara Afrika kesulitan dalam mengakses pendanaan internasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan rencana ambisius untuk memperkuat kerja sama ekonomi Afrika. Hal itu diumumkan dalam acara Tokyo International Conference on African Development ke-9 (TICAD 9) di Yokohama pada Kamis (21/8/2025). 

Kerja sama ini berupa pinjaman sebesar 5,5 miliar dolar AS (Rp89,9 triliun) lewat African Development Bank (AfDB) untuk pembangunan berkelanjutan di Afrika. Selain itu, terkait dengan program pelatihan kepada 300 pekerja, termasuk 30 ribu tenaga ahli artificial intelligence (AI) di Afrika dalam 3 tahun. 

1. Jepang dorong investasi perusahaan swasta di Afrika

Mantan PM Jepang, Fumio Kishida yang berperan sebagai pemimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mendorong sektor swasta Jepang untuk meningkatkan investasi di Afrika.

“Kami akan mendorong ekspansi perusahaan swasta Jepang dan membangun industri lokal di Afrika. Ini lebih penting dibandingkan sebelumnya untuk melibatkan sektor swasta kepada pembangunan berkelanjutan di Afrika dan ikut membantu permasalahan sosial ekonomi,” ujarnya, dikutip dari The Japan Times

Sementara itu, Jepang juga menawarkan alternatif pinjaman bagi negara-negara Afrika untuk mendapatkan dana selain dari China dan dampak pemotongan bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. 

2. Mengusulkan zona ekonomi di Samudra Hindia dan Afrika

Ishiba mengusulkan rencana menciptakan zona ekonomi yang menghubungkan Samudra Hindia dan Afrika. Rencana ini berfungsi untuk memainkan peran lebih Jepang di tengah besarnya pengaruh China di Afrika. 

“Jepang percaya pada masa depan Afrika. Jepang akan mendukung penuh konsep Area Perdagangan Bebas Benua Afrika yang berfungsi mendongkrak daya saing kawasan,” terangnya, dilansir ABC News

Lewat Inisiatif Zona Ekonomi Samudra Hindia dan Afrika, Jepang bertujuan untuk membawa investasi ke Afrika dari sejumlah perusahaan Jepang yang beroperasi di India dan Timur Tengah. 

3. Negara Afrika kesulitan dalam mengakses pendanaan internasional

Presiden Angola dan Kepala Uni Afrika, Joao Lourenco mengakui bahwa negara-negara Afrika saat ini menghadapi masalah dalam mendapatkan pendanaan internasional. 

“Benua Afrika terus menghadapi masalah keterbatasan besar untuk mengakses pendanaan internasional. Banyak negara Afrika yang termasuk kategori peminjam berisiko tinggi. Hal ini membuat mereka bahkan tidak mampu mendapatkan pendanaan dalam jumlah kecil. Padahal ini dibutuhkan untuk membangun infrastruktur, elektrifikasi, industrialisasi, dan pengembangan teknologi,” tandasnya, dikutip dari News Central Africa

Sementara, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan reformasi global, terutama bagi negara-negara Afrika. Negara-negara Afrika saat ini sudah menghadapi ketidakadilan dari arsitektur finansial internasional. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team