Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kredit (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Indonesia Financial Group (IFG) Progress mencatat dalam kurun waktu hampir 10 tahun, kredit terhadap UMKM cenderung stagnan. Ada beberapa hal yang menyebabkan akses kredit ke UMKM belum menyeluruh, salah satunya terkait inklusi keuangan.

IFG Progress, lembaga Think Tank yang didirikan oleh Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG) menjabarkan, UMKM di Indonesia juga masih cenderung non-bankable. Hal ini tentunya membuat institusi keuangan khususnya bank semakin sulit untuk masuk ke sektor UMKM.

1. Biaya untuk memberi pinjaman ke UMKM masih tinggi

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Aspek lain yang menjadi masalah dalam penyaluran kredit ke UMKM adalah terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk memberikan pinjaman, khususnya untuk operational cost masih relatif tinggi. Hal ini pun membuat effective loan rate pun menjadi tinggi. Tantangan pembiayaan inilah yang menyebabkan masalah di sektor UMKM saat ini.

“Upaya relaksasi dengan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) memang sangat baik dan berdampak positif membantu pelaku UMKM untuk bertahan dan melanjutkan bisnis. Namun demikian, biaya operasional bagi bank untuk menyasar pembiayaan ke UMKM masih sangat tinggi," tutur Head of IFG Progress, Reza Siregar dalam keterangan resmi, Minggu (20/3/2022).

2. Diperlukan kebijakan pemerintah untuk atasi persoalan kredit UMKM

Editorial Team

Tonton lebih seru di