Ilustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)
Menurut Yasushi, Bank Danamon menjaga penerapan prosedur pengelolaan risiko dan manajemen kualitas aset yang pruden, melalui proses collection dan recovery kredit yang disiplin. Rasio kredit bermasalah atau NPL pada akhir kuartal I 2020 tercatat di posisi 3,4 persen dan diamankan dengan pencadangan (loss coverage) lebih tinggi sebesar 129,3 persen. Sementara, rasio kredit restrukturisasi membaik 20 basis poin dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 2,4 persen.
"Sementara, pendapatan biaya atau fee income tumbuh 67 persen dibandingkan setahun sebelumnya menjadi Rp1,3 triliun. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan 192 persen dari Bancassurance dan pendapatan treasury dari marketable securities dan valuta asing yang tumbuh 156 persen," jelasnya.
Di samping itu, Bank Danamon terus fokus terhadap pendanaan granular yang ditunjukkan dengan pertumbuhan 16 persen pada giro dan tabungan (CASA) dan TD regular. CASA naik 17 persen menjadi Rp 59,7 triliun. Dengan demikian, CASA mencakup hampir setengah dari total dana pihak ketiga Bank Danamon dengan rasio CASA sebesar 49,9 persen.
Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada posisi 95,9 persen pada akhir kuartal pertama 2020 sejalan dengan target likuiditas yang ditetapkan manajemen.
"Rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya. CAR konsolidasian meningkat menjadi 22,1 persen pada akhir Maret 2020," ungkapnya.