Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251103-WA0005.jpg
Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025. (Dok. Bank Jakarta)

Intinya sih...

  • Total aset Bank Jakarta pada kuartal III-2025 tercatat sebesar Rp90,72 triliun, naik 12,37 persen (yoy).

  • Peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp74,23 triliun, naik 16,90 persen (yoy).

  • Rasio CASA Bank Jakarta tumbuh sebesar 59,85 persen (yoy).

  • Pembiayaan UMKM naik 16,14 persen.

  • Kredit dan pembiayaan Bank Jakarta tumbuh 16,14 persen (yoy) menjadi Rp6,62 triliun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Jakarta mencatat laba bersih sebesar Rp520,81 miliar hingga kuartal III-2025. Perusahaan, tumbuh 1,46 persen secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan laba Rp513,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih. Bank Jakarta mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp2,16 triliun pada kuartal III-2025, naik 6,35 persen (yoy) dari Rp2,03 triliun.

Direktur Utama Bank Jakarta Agus H. Widodo menyatakan hasil kinerja tersebut mencerminkan komitmen perusahaan untuk tumbuh sebagai Bank Pembangunan Daerah yang kuat dan sehat.

"Kami terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan seluruh ekosistem ekonomi kota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan resmi, Senin (3/11/2025).

1. Aset dan dana pihak ketiga meningkat

Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025. (Dok. Bank Jakarta)

Total aset Bank Jakarta pada kuartal III-2025 tercatat sebesar Rp90,72 triliun. Nilai tersebut menunjukkan pertumbuhan 12,37 persen (yoy) dibandingkan posisi aset pada kuartal III-2024 yang sebesar Rp80,74 triliun. Peningkatan aset didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Jakarta, mencapai Rp74,23 triliun. Angka ini naik 16,90 persen (yoy) dari Rp63,50 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perusahaan menyatakan di tengah ketatnya persaingan penghimpunan dana, mereka memfokuskan strategi pada penguatan struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA).

Sebagai hasilnya, rasio CASA Bank Jakarta dilaporkan tumbuh sebesar 59,85 persen (yoy). Rasio CASA yang tinggi ini dianggap sebagai fondasi bagi efisiensi biaya dana dan stabilitas likuiditas untuk mendukung ekspansi pembiayaan.

2. Pembiayaan UMKM naik 16,14 persen

Logo dan tagline Bank Jakarta (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Dari sisi penyaluran dana, kredit dan pembiayaan Bank Jakarta tumbuh, terutama terjadi pada segmen UMKM, di mana penyaluran dana meningkat 16,14 persen (yoy) menjadi Rp6,62 triliun, dari Rp5,70 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan itu disebut mencerminkan peran Bank Jakarta dalam mendukung produktivitas ekonomi daerah melalui penyaluran pembiayaan.

Bank Jakarta terus berupaya memperkuat kerja sama dengan pelaku usaha, khususnya UMKM, melalui pengembangan produk kredit dengan tenor, suku bunga, dan skema pembayaran yang lebih fleksibel.

3. Efisiensi biaya dan pengelolaan risiko

Bank Jakarta berhasil mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III tahun 2025 (Dok. Bank Jakarta)

Direktur Keuangan & Strategi Bank Jakarta Basaria Martha Juliana menambahkan, perseroan secara konsisten menjalankan strategi penguatan fundamental.

“Perseroan secara konsisten menjalankan strategi penguatan fundamental melalui pengelolaan risiko yang prudent, transformasi proses bisnis, dan optimalisasi teknologi digital untuk mendukung akselerasi bisnis yang sehat dan berdaya saing," sebutnya.

Bank Jakarta juga fokus pada inisiatif efisiensi untuk mengelola biaya bunga. Upaya itu dilakukan melalui peningkatan porsi CASA dan penyesuaian suku bunga deposito korporasi, yang secara kumulatif berhasil menurunkan beban bunga sebesar 7,77 persen hingga September 2025.

Pengelolaan biaya operasional (operasional expenditure/OPEX) dioptimalkan melalui efisiensi proses bisnis, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan penyelarasan struktur biaya dengan prioritas strategis perusahaan.

Editorial Team