Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi angka
ilustrasi angka (pexels.com/Magda Ehlers)

Intinya sih...

  • Basis poin digunakan untuk menjelaskan perubahan kecil tapi penting, agar lebih jelas dan tidak membingungkan.

  • Sering muncul di kredit, obligasi, dan pasar saham untuk menjelaskan suku bunga pinjaman, imbal hasil obligasi, hingga pergerakan pasar saham.

  • Membuat perubahan persentase jadi tidak rancu dan menghindari salah tafsir saat membahas perubahan persentase.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Basis poin adalah satuan yang dipakai untuk menjelaskan perubahan suku bunga atau imbal hasil secara detail. Istilah ini sering muncul terutama saat membahas kebijakan bank sentral, obligasi, atau kredit perbankan.

Dilansir Investopedia, satu basis poin setara dengan 0,01 persen atau 1/100 dari 1 persen. Dalam angka desimal, nilainya ditulis 0,0001. Dalam praktiknya, basis poin biasa disingkat menjadi bp, bps, atau bips.

1. Dipakai untuk menjelaskan perubahan kecil tapi penting

ilustrasi angka nol pada kalkulator (pixabay.com/Michaił Nowa)

Basis poin digunakan untuk menyebut perubahan atau selisih persentase agar lebih jelas dan tidak membingungkan. Dengan satuan ini, perubahan kecil tetap bisa dibaca dengan presisi.

Sebagai contoh, jika imbal hasil dividen naik dari 3 persen menjadi 3,3 persen, perubahan tersebut bisa disebut naik 30 basis poin.

Begitu juga saat bank sentral menurunkan suku bunga dari 4 persen menjadi 3,5 persen. Perubahan itu biasanya disebut turun 50 basis poin, bukan sekadar “turun setengah persen”.

2. Sering muncul di kredit, obligasi dan pasar saham

ilustrasi IHSG (IDN Times/Muhammad Surya)

Dalam praktik keuangan, basis poin banyak dipakai untuk menjelaskan suku bunga pinjaman, imbal hasil obligasi, hingga pergerakan pasar saham. Suku bunga kredit bank, misalnya, kerap disebut lebih tinggi atau lebih rendah dalam hitungan basis poin dibanding suku bunga acuan.

Jika imbal hasil obligasi naik dari 5 persen menjadi 5,2 persen, kenaikan tersebut berarti 20 basis poin.

Di pasar saham, trader juga memakai basis poin untuk menggambarkan perubahan harga. Penurunan harga saham dari Rp200 ke Rp199 setara dengan penurunan 0,5 persen, atau 50 basis poin.

Meski begitu, dalam laporan harian, harga saham tetap lebih sering ditulis dalam satuan mata uang. Basis poin biasanya digunakan saat dibutuhkan penjelasan yang lebih presisi.

3. Membuat perubahan persentase jadi tidak rancu

Ilustrasi IHSG (freepik.com)

Basis poin dipakai untuk menghindari salah tafsir saat membahas perubahan persentase. Tanpa satuan ini, angka persentase bisa menimbulkan makna ganda.

Sebagai contoh, jika suku bunga berada di level 10 persen lalu disebut naik 10 persen, artinya bisa membingungkan. Bisa diartikan naik menjadi 11 persen, atau justru menjadi 20 persen.

Dengan basis poin, maknanya jadi jelas. Kenaikan 100 basis poin dari 10 persen berarti suku bunga naik ke 11 persen. Sementara kenaikan 1.000 basis poin berarti suku bunga menjadi 20 persen.

Editorial Team