Sementara itu, grup riset dari DBS Bank memperkirakan aliran modal asing akan semakin membanjiri pasar saham Indonesia hingga mendorong IHSG ke level 6.900 pada tahun ini, atau melesat dari ekspektasi sebelumnya. Hal ini disebabkan sentimen positif investor menyikapi hasil quick count Pilpres 2019.
"Kami menegaskan peringkat 'overweight' kami untuk Indonesia, dan meningkatkan target IHSG kami dari 6.500 menjadi 6.900 berdasarkan atas perkiraan keuntungan 16 kali dalam 12 bulan ke depan," kata Joanne Goh, Equity Strategist dan Philip Wee, Foreign Exchange (FX) Strategist dari DBS Group Research dalam kesimpulan analisisnya seperti diberitakan Antara, Kamis (18/4).
Joanne merujuk pada hasil quick count oleh lima lembaga survei di Indonesia, yang memperkirakan Jokowi-Ma'ruf kemungkinan besar akan memimpin Indonesia selama 2019-2024. Lima lembaga survei merilis kemenangan Jokowi-Ma'ruf versi quick count adalah Litbang Kompas, LSI Denny JA, Indo Barometer, Median, dan Kedai Kopi.
"Kami yakin bahwa pemodal akan memberikan tanggapan positif terhadap hasil pemilu," ujarnya.
Meskipun demikian Prabowo Subianto, mengklaim memiliki perhitungan akurat yang berbeda dengan hasil kemenangan lembaga survei. Prabowo mengaku memperoleh suara hingga 62 persen berdasarkan perhitungan lembaga internal Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno.
Oleh karena itu, sentimen pasar masih menunggu kepastian pemenang berdasarkan penghitungan yang dilakukan KPU pada 22 Mei 2019.