Ilustrasi homestay atau penginapan (IDN Times/Arief Rahmat)
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menilai berdasarkan riset yang dilakukan, di kawasan Banten terjadi lonjakan permintaan hunian hingga dua kali lipat. Selama ini pasokan properti banyak berasal dari segmen atas dan segmen bawah.Sementara segmen menengah kurang. “Produk seperti yang diluncurkan Lippo itu yang ditunggu oleh segmen menengah. Dengan rentang harga Rp600 jutaan hingga Rp1 miliar.Lippo sangat jeli melihat pasar,”ungkapnya.
Di masa pandemik kata dia, bukan berarti masyarakat tidak berminat untuk membeli properti, atau daya beli masyarakat turun, namun pada masa-masa sebelumnya masyarakat masih menunggu situasi kondusif. Selain itu tren saat ini, banyak masyarakat memilih untuk membeli rumah dibawah Rp1 miliar. Ali optimistis produk yang akan diluncurkan Lippo selanjutnya di segmen menengah akan diserbu oleh konsumen.
“Sudah pasti akan diserbu pembeli, karena segmen itu yang sedang ditunggu pasar. Tentunya kesuksesan itu juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja Lippo Karawaci,”ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida menilai, fenomena larisnya penjualan hunian kelas menengah atas tersebut menunjukkan bahwa industri properti nasional mampu bertahan di masa pandemik.
“Khususnya hunian yang di bawah Rp1 miliar sekarang memang sedang bagus,” ucapnya.