ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
Riel telah digunakan sebagai alat transaksi yang sah sejak 1980. Riel diambil dari bahasa Khmer yang memiliki arti ikan kecil atau ikan yang biasa berada di Sungai Mekong. Akan tetapi, ada versi lain yang menyebutkan riel berasal dari serapan kata real yang merupakan uang perak Meksiko yang digunakan sejak zaman perdagangan Melayu, India, dan China.
Sebelum ada riel, Kamboja di zaman Khemer kuno, tepatnya pada abad ke-6 menggunakan tembaga, patung, kaca, dan keramik sebagai alat transaksi. Selanjutnya, di masa Kekaisaran Khmer, alat transaksi yang digunakan berupa logam bulat yang terbuat dari logam, perunggu, perak, dan emas. Logam itu dipakai sampai 1860-an, sampai masa penjajahan Prancis di Kamboja.
Kemudian, Prancis pun membuat alat transaksi selama menjajah Vietnam, yakni uang kertas piastre. Uang tersebut kemudian mengubah pola transaksi masyarakat Kamboja, dari logam menuju ke uang kertas.
Pada 1951, Kamboja merdeka dari Prancis. Lalu, piastre diubah menjadi riel. Pada 1975, riel sempat tak digunakan di masa kelompok Khmer Merah yang berkuasa. Pada tahun 1980, saat Vietnam menginvasi Kamboja, riel kembali dipakai sebagai mata uang negara tersebut.