Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Utang memiliki dua jenis, ada utang produktif dan konsumtif. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Dikutip dari situs resmi DBS, Kamis (31/8/2023), utang produktif dan konsumtif memiliki perbedaan pada cara pemakaian uang yang diperoleh dari pinjaman tersebut.

Sebelum mengajukan pinjaman, kamu harus mengetahui apa tujuan pemakaian uang tersebut. Sehingga, kamu bisa mengidentifikasi apakah pinjaman itu akan dijadikan sebagai utang produktif atau utang konsumtif.

1. Pengertian utang produktif dan konsumtif

ilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Seperti namanya, utang produktif adalah pinjaman untuk keperluan produktif. Artinya, uang yang dipinjam akan dipakai untuk menghasilkan uang lagi. Bahkan, uang pinjaman itu kerap diharapkan sebagai modal usaha yang bisa mencetak penghasilan lebih banyak. Sehingga, nantinya debitur bisa membayar kembali pinjamannya.

Tak hanya sebagai modal usaha, kredit pemilikan rumah (KPR) juga bisa disebut sebagai utang produktif. Biasanya, bank juga akan memberikan nama bagi produk pinjaman produktif.

Adapun utang konsumtif merupakan kebalikan dari hutang produktif. Utang konsumtif digunakan untuk keperluan konsumtif, artinya tidak selalu menghasilkan keuntungan kembali bagi debitur. Uang dari pinjaman konsumtif kerap dipakai untuk membeli berbagai jenis kebutuhan, dan nilainya bisa turun atau mungkin malah habis tanpa sisa.

Jika dibandingkan dengan utang produktif, utang konsumtif ini memang memiliki nilai negatif. Jenis ini dianggap sebagai bentuk pinjaman yang hanya akan memberikan beban finansial kepada seseorang. Contoh utang konsumtif seperti penggunaan fitur PayLater yang disediakan e-commerce, penggunaan kartu kredit untuk belanja, dan sebagainya.

2. Tujuan utang produktif dan konsumtif

Editorial Team

Tonton lebih seru di