ilustrasi belanja karena FOMO (Freepik)
Efek bandwagon terjadi karena dorongan psikologis dan sosiologis yang membuat manusia ingin menjadi bagian dari kelompok. Naluri sosial mendorong individu meniru perilaku orang di sekitarnya demi diterima, merasa aman, atau menunjukkan identitasnya.
Fenomena ini diperkuat oleh heuristik, yaitu jalan pintas kognitif yang digunakan otak untuk mengambil keputusan cepat. Ketika banyak orang mengikuti tren, mengulang pernyataan, atau membuat keputusan serupa, otak cenderung menganggapnya sebagai pilihan tepat.
Secara ekonomi, hal itu efisien karena seseorang dapat menghemat waktu dan biaya dengan mengandalkan pengalaman mayoritas. Namun, efek ikut-ikutan bisa menjadi bumerang.
Contohnya terlihat pada krisis perumahan 2007, ketika lembaga keuangan dan investor terjebak dalam euforia pasar tanpa mempertimbangkan risiko, hingga memicu resesi global.
Efek tersebut juga diperkuat oleh illusory truth effect, yaitu kecenderungan mempercayai pernyataan yang sering diulang sebagai kebenaran.
Paparan berulang terhadap suatu ide, meski tidak akurat, dapat membentuk persepsi dan mendorong keputusan ikut-ikutan, termasuk dalam memilih produk, mendukung tim olahraga, hingga keputusan finansial.