Ilustrasi rupiah (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
1. Ketahui portofolio utang
Bukan hanya investasi yang memiliki portofolio, utang pun ada terutama jika seseorang memiliki banyak utang. Portofolio utang menunjukkan daftar utang tertunggak beserta cicilan yang dimiliki saat ini.
Dengan memiliki portofolio utang, kita bisa mengukur apakah utang yang ada saat ini sudah melebihi batas wajar atau tidak. Pisahkan utang tersebut menjadi dua kategori, mana yang konsumtif dan produktif. Segera lunasi utang konsumtif bila kamu memiliki dana yang cukup.
2. Debt settlement/penyelesaian utang
Solusi kedua dalam penyelesaian utang bisa dilakukan dengan bernegosiasi dengan pihak kreditur. Debitur pun bisa diberikan keringanan seperti diskon utang, cicilan jangka panjang dan lain sebagainya.
Namun, patut diketahui pula bahwa hal itu hanya disetujui bila kreditur telah melakukan penilaian keuangan terhadap debitur mulai dari cash flow bulanan atau aset.
3. Debt consolidation/konsolidasi utang
Konsolidasi utang adalah menyatukan seluruh utang yang kita miliki menjadi satu bundel. Setelah utang-utang tersebut dikonsolidasikan, akan dihitung berapa cicilan yang dibayarkan oleh debitur setiap bulan yang sudah disesuaikan dengan pemasukannya.
4. Refinancing/pembiayaan kembali
Ketika debitur sudah kesulitan dalam membayar utangnya, maka mereka bisa menjaminkan asetnya untuk mendapatkan dana segar yang nantinya digunakan untuk membayar utang tertunggaknya. Setelah itu, mereka pun harus mengangsur pembayaran cicilan utang ke pihak yang memberikan dana segar dari proses refinancing ini.
Sekilas, hal ini hampir serupa dengan berutang untuk bayar utang atau yang dikenal dengan istilah “gali lubang dan tutup lubang.” Tindakan ini bisa dilakukan ketika tidak ada lagi pilihan lain untuk melunasi tunggakan utang tersebut, dengan catatan seluruh dana yang kita dapat dari proses refinancing memang digunakan untuk membayar lunas utang tersebut.