Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mochamad Irfan Yusuf Hasyim (Dok. Badan Penyelenggara Haji)
Mochamad Irfan Yusuf Hasyim (Dok. Badan Penyelenggara Haji)

Intinya sih...

  • Mochamad Irfan Yusuf, Menteri Haji dan Umrah yang dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025.

  • Gus Irfan lahir di Jombang, Jawa Timur, memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, berperan di pesantren dan lembaga ekonomi NU sebelum terjun ke dunia politik.

  • Harta kekayaan Irfan Yusuf mencapai Rp16,2 miliar dengan mayoritas aset berupa properti senilai Rp13,26 miliar dan tidak memiliki utang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Mochamad Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umrah pada Senin (8/9/2025). Gus Irfan, sapaan akrabnya, adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga cucu pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari. Sosok berusia 63 tahun ini sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) sejak 2024.

Dengan posisi barunya, ia menjadi menteri pertama yang memimpin kementerian anyar tersebut. Selain kiprah di dunia pesantren dan politik, publik juga penasaran dengan total harta kekayaannya.

Lantas, bagaimana profil, perjalanan karier, hingga rincian harta kekayaan Irfan Yusuf?

1. Latar belakang keluarga dan pendidikan Mochamad Irfan Yusuf

Mochamad Irfan Yusuf Hasyim (Dok. Badan Penyelenggara Haji)

Mochamad Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 24 Juni 1962. Ia merupakan putra KH Yusuf Hasyim sekaligus cucu dari KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Latar belakang keluarganya yang kental dengan tradisi pesantren membuat sosok Gus Irfan dikenal luas di kalangan warga NU. Dengan garis keturunan ulama besar tersebut, ia memiliki pengaruh yang cukup kuat baik di ranah agama maupun sosial.

Sejak kecil, Gus Irfan menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Jombang. Ia menamatkan sekolah di SMPP Jombang, yang kini dikenal sebagai SMAN 2 Jombang, pada 1981. Setelah itu, ia melanjutkan studi di Universitas Brawijaya, Malang, dan berhasil meraih gelar sarjana pada 1985. Tidak berhenti di sana, ia juga menuntaskan program magister di kampus yang sama sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan doktoral.

Pada Februari 2025, Gus Irfan resmi menyelesaikan program doktoralnya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Disertasi yang ia angkat berfokus pada bidang manajemen pendidikan Islam, sesuai dengan kiprah panjangnya di dunia pesantren. Dengan latar belakang akademis yang kuat, Gus Irfan semakin diakui sebagai ulama sekaligus intelektual muslim. Hal ini membuatnya semakin relevan ketika kemudian dipercaya masuk ke jajaran pemerintahan.

2. Peran Gus Irfan di pesantren dan lembaga ekonomi NU

Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf. (IDN Times/Amir Faisol)

Sebelum terjun ke dunia politik, Gus Irfan telah lama aktif mengabdi di pesantren. Pada 1989, ia menjabat sebagai Sekretaris Umum Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan oleh kakeknya. Jabatan ini membuatnya berperan penting dalam pengelolaan administrasi dan pengembangan pesantren. Peran itu pula yang membentuk kepemimpinannya di kemudian hari.

Selain mengurus pesantren, Gus Irfan juga merambah ke dunia perbankan syariah. Ia dipercaya menjadi Komisaris Utama PT BPR Tebuireng sejak 1996 hingga 2016 atau selama kurang lebih 20 tahun. Dari jabatan itu, Gus Irfan terlibat langsung dalam pengelolaan lembaga keuangan berbasis masyarakat yang memberi kontribusi nyata bagi perekonomian sekitar. Kepiawaiannya di sektor ini memperluas wawasannya di bidang keuangan.

Tidak hanya itu, Gus Irfan juga mendirikan dan memimpin Pesantren Al-Farros pada 2006. Di samping itu, ia aktif menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) yang bergerak dalam pemberdayaan ekonomi warga NU. Dari sini, terlihat bahwa karier profesional Gus Irfan sebelum politik sangat lekat dengan pendidikan, pesantren, dan pemberdayaan masyarakat. Semua pengalaman ini kelak menjadi bekal penting ketika dirinya mulai terjun ke dunia politik nasional.

3. Kiprah politik Gus Irfan hingga jadi menteri haji dan umrah

Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Moch. Irfan Yusuf (Dok. BP Haji)

Langkah Gus Irfan di dunia politik dimulai ketika ia ikut serta dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi pada 2018. Saat itu, ia dipercaya sebagai juru bicara yang cukup aktif menyuarakan visi dan misi pasangan calon tersebut. Dari sinilah, keterlibatannya dalam politik praktis semakin terlihat jelas. Keputusan itu menandai babak baru dalam karier panjangnya.

Pada Pemilu Legislatif 2024, Gus Irfan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra. Ia maju dari daerah pemilihan Jawa Timur VIII dan berhasil meraih 77.433 suara. Hasil tersebut mengantarkannya duduk sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029. Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa basis dukungannya di daerah cukup kuat.

Tidak lama setelah itu, Gus Irfan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) pada Oktober 2024. Kinerja dan pengalamannya membuatnya dipercaya memimpin kementerian baru, yaitu Kementerian Haji dan Umrah, pada September 2025. Dengan jabatan barunya ini, ia menjadi Menteri Haji dan Umrah pertama di Indonesia, sebuah posisi yang strategis sekaligus bersejarah.

4. Rincian harta kekayaan Irfan Yusuf senilai Rp16,2 miliar

Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf menjelaskan, lembaga tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 154 Tahun 2024. (IDN Times/Dok Puspen Kemendagri)

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 29 Maret 2025, total harta kekayaan Irfan Yusuf tercatat mencapai Rp16.262.576.798 atau sekitar Rp16,2 miliar. Aset terbesar yang ia miliki berupa enam bidang tanah dan bangunan senilai Rp13,26 miliar. Lima di antaranya berada di Jombang, sementara satu properti lainnya ada di Surabaya. Komposisi ini menunjukkan bahwa mayoritas kekayaan Gus Irfan ada pada sektor properti.

Selain properti, Gus Irfan juga memiliki tiga kendaraan bermotor dengan nilai total Rp505 juta. Kendaraan termahalnya adalah Mitsubishi Pajero Sport tahun 2021 senilai Rp500 juta. Ia juga memiliki dua unit motor, yakni Honda Vario tahun 2010 senilai Rp3 juta dan Yamaha Mio tahun 2008 senilai Rp2 juta. Walaupun nilainya jauh lebih kecil dibandingkan propertinya, aset kendaraan ini tetap melengkapi daftar hartanya.

Tidak hanya itu, Gus Irfan juga tercatat memiliki harta bergerak lain senilai Rp70 juta. Sementara itu, kas dan setara kas yang dimilikinya mencapai Rp2,42 miliar. Menariknya, ia sama sekali tidak melaporkan adanya utang sehingga total kekayaannya benar-benar bersih. Dengan demikian, harta kekayaan Irfan Yusuf yang mencapai Rp16,2 miliar menegaskan bahwa dirinya termasuk pejabat negara dengan aset pribadi yang cukup besar.

Sebagai cucu pendiri NU sekaligus Menteri Haji dan Umrah pertama, Gus Irfan menorehkan sejarah baru dalam perjalanan politik Indonesia. Perjalanan panjangnya dari pesantren hingga politik menunjukkan konsistensi dalam mengabdi kepada masyarakat. Dengan harta kekayaan Irfan Yusuf yang mencapai Rp16,2 miliar, publik kini menaruh perhatian lebih pada kiprahnya di pemerintahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team