Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan Memberikan Pesan Saat Apel Pengawasan Penindakan PSBB (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 10 poin di level 14.880 dari penutupan sebelumnya di 14.934. Dalam perdagangan hari Selasa besok (14/9/2020) ada kemungkinan rupiah akan menguat tipis.

"Bisa di level 14.850-14.930," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Senin (14/9/2020).

1. Pernyataan diplomatis Jokowi menguatkan rupiah

Presiden Jokowi saat memimpin Pelantikan Para Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia pada Senin (14/9/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Menurut Ibrahim, salah satu faktor penguatan rupiah adalah imbauan Presiden Joko "Jokowi" Widodo kepada kepala daerah agar tidak terburu-buru menutup wilayah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pernyataan diplomatis itu, menurut Ibrahim, menyiratkan Gubernur DKI Jakarta Anies belum berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait PSBB yang diperketat.

"Saat ini PSBB dijalankan di DKI Jakarta karena sudah telanjur diumumkan dan pasar sudah merespons pernyataan tersebut. Sehingga kalau PSBB dibatalkan akan merusak citra dan martabat gubernur," ungkapnya.

2. Melemahnya konsumsi dan investasi bisa berimbas pada kontraksi pertumbuhan ekonomi

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Ibrahim mengatakan dampak dari PSBB tersebut adalah melemahnya konsumsi masyarakat dan investasi. Sebab, pemerintah DKI Jakarta membatasi jumlah karyawanan di perkantoran dari yang tadinya 50 persen berubah menjadi 25 persen. Selain itu, tempat pariwisata, rekreasi dan tempat hiburan ditutup, serta restoran yang diharuskan take away.

"Ini salah satu yang akan menghambat laju konsumsi masyakarat sehingga di bulan September konsumsi masyarakat akan stagnan. Bisa saja mengalami penurunan dari bulan Agustus," kata dia.

3. Konsumsi dan investasi memengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal III

Ilustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut dia, konsumi masyarakat dan investasi sudah pasti akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Kemungkinan akan kembali terkontraksi dan lebih besar dibandingkan ekspektasi, baik oleh pemerintah maupun para analis.

Hingga kini, kata Ibrahim, investor masih memilih wait and see alias menunggu dampak nyata dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Sembari menunggu dampak tersebut, investor memilih menahan diri.

"Pelaku pasar, terutama asing, masih akan memantau sejauh mana PSBB di Jakarta memengaruhi kinerja perekonomian nasional. Sebab, Jakarta adalah pemain kunci, penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," katanya.

Editorial Team