Eks miliuner, mantan miliuner, Bjorgolfur Gudmundsson (Website/luxurylaunches.com)
Krisis perbankan 2007-2008 mempengaruhi Islandia lebih dari negara mana pun di dunia. Semuanya dimulai ketika ketiga bank utama Islandia gagal membayar pinjaman mereka pada akhir 2008, yang pada akhirnya menyebabkan kerusuhan ekonomi dan politik besar di Islandia selama tiga tahun.
Bjorgolfur Gudmundsson, yang merupakan orang terkaya kedua di Islandia sebelum krisis, memperoleh sekitar 45 persen saham Landsbanki, salah satu dari tiga bank terbesar pada tahun 2002. Menurut Forbes pada Maret 2008, Bjorgolfur menduduki peringkat 1.014 dalam daftar orang terkaya di seluruh dunia dengan total kekayaan 1,1 miliar dolar AS (Rp15,5 triliun).
Menyusul pecahnya krisis keuangan di negara itu, Bjorgolfur kehilangan kepemimpinan di Landsbanki pada 2008 dan menyatakan kebangkrutan pribadinya setahun kemudian. Dalam waktu kurang dari satu tahun, kekayaan pribadinya turun dari 1,1 miliar dolar AS menjadi nol dolar AS alias tak bersisa.
Meski begitu, sang putra, Thor Bjorgolfsson, yang juga kehilangan seluruh kekayaannya selama krisis keuangan 2007-2008, mendapatkan kembali status miliardernya pada 2015. Thor adalah satu-satunya miliarder Islandia hingga saat ini.