Istilah “Skema Ponzi” diciptakan setelah penipu bernama Charles Ponzi pada tahun 1919. Namun, contoh tercatat pertama dari penipuan investasi semacam ini terjadi di akhir 1800-an, dan dilakukan oleh Adele Spitzeder di Jerman dan Sarah Howe di Amerika Serikat.
Metode yang dikenal sebagai Skema Ponzi ini juga dijelaskan dalam dua novel terpisah yang ditulis oleh Charles Dickens, Martin Chuzzlewit, yang diterbitkan pada 1844 dan Little Dorrit pada 1857.
Skema asli Charles Ponzi pada tahun 1919 difokuskan pada Layanan Pos AS. Layanan pos, pada saat itu, telah mengembangkan kupon balasan internasional yang memungkinkan pengirim untuk membeli perangko dan memasukkannya ke dalam korespondensi mereka. Penerima akan membawa kupon tersebut ke kantor pos setempat dan menukarnya dengan prangko pos udara prioritas yang diperlukan untuk mengirim balasan.
Jenis pertukaran ini dikenal sebagai arbitrase, yang bukan merupakan praktik ilegal. Tapi Ponzi menjadi serakah dan memperluas usahanya.
Di bawah nama perusahaannya, Securities Exchange Company, ia menjanjikan pengembalian 50 persen dalam 45 hari atau 100 persen dalam 90 hari. Karena keberhasilannya dalam skema perangko, investor langsung tertarik. Alih-alih menginvestasikan uangnya, Ponzi hanya mendistribusikannya kembali dan memberi tahu investor bahwa mereka mendapat untung.
Skema ini berlangsung hingga Agustus 1920 ketika The Boston Post mulai menyelidiki Securities Exchange Company. Sebagai hasil dari penyelidikan surat kabar tersebut, Ponzi ditangkap oleh otoritas federal pada 12 Agustus 1920, dan didakwa dengan beberapa tuduhan penipuan surat.