Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi saham (unsplash.com/Viktor Forgacs)
ilustrasi saham (unsplash.com/Viktor Forgacs)

Intinya sih...

  • Kinerja keuangan perusahaan tidak stabil, menandakan ketidakstabilan operasional dan sulit diprediksi dalam jangka panjang.

  • Model bisnis tidak jelas atau tidak relevan dengan masa depan, sulit bersaing dalam jangka panjang dan berisiko kehilangan nilai.

  • Manajemen perusahaan tidak transparan dan penuh kontroversi, memengaruhi kepercayaan pasar dan berpotensi menimbulkan kerugian besar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Investasi saham jangka panjang ternyata memerlukan strategi yang matang dan pemilihan emiten yang tepat agar potensi keuntungannya bisa maksimal. Tidak semua saham cocok untuk ditahan dalam waktu lama dan beberapa diantaranya justru bisa menjadi beban dalam portofolio apabila tidak dilakukan analisis dengan cermat sejak awal.

Mengenali ciri-ciri saham yang kurang ideal untuk investasi jangka panjang tentu bisa membantumu untuk menghindari potensi kerugian besar di kemudian hari. Pahami beberapa tanda berikut ini yang menunjukkan bahwa saham yang dibeli tidak cocok untuk jangka panjang, sehingga dapat dilakukan evaluasi portofolio secara lebih objektif.

1. Kinerja keuangan perusahaan tidak stabil

ilustrasi trading (unsplash.com/Austin Distel)

Saham perusahaan yang sering kali mencetak kerugian atau laba yang sangat fluktuatif dari tahun ke tahun ternyata menandakan adanya ketidakstabilan operasional. Kondisi ini bisa sangat menyulitkan investor untuk memprediksi prospek bisnis dalam jangka panjang, sebab tidak ada kepastian terkait pertumbuhannya.

Perusahaan yang kinerjanya tidak konsisten biasanya akan mengalami kesulitan untuk menarik minat investor, institusi, dan bisa mengalami kenaikan harga yang cukup besar ketika terjadi krisis. Jika laporan keuangan tahunan menunjukkan adanya penurunan pendapatan atau laba bersih secara terus-menerus, maka saham tersebut semestinya tidak dipegang terlalu lama.

2. Model bisnis sudah jelas atau tidak relevan dengan masa depan

ilustrasi trading (unsplash.com/rc.xyz NFT gallery)

Salam dari perusahaan yang memiliki modal bisnis tidak jelas atau tidak adaptif terhadap perkembangan zaman pada umumnya sulit untuk bersaing dalam jangka panjang. Industri yang stagnan dan kurang inovatif akan rentan tergerus oleh perusahaan baru yang lebih gesit dan modern.

Jika perusahaan tidak memiliki rencana jangka panjang atau visi masa depan yang jelas, maka saham bisa saja berisiko kehilangan nilai seiring berjalannya waktu. Saham seperti ini memang semestinya dapat dijadikan opsi spekulatif jangka pendek, tidak sebagai instrumen utama untuk investasi jangka panjang.

3. Manajemen perusahaan tidak transparan dan penuh kontroversi

ilustrasi saham (unsplash.com/Michael Förtsch)

Salah satu ciri penting dari saham yang tidak layak untuk jangka panjang adalah perusahaan sering terlibat kasus hukum, memiliki manajemen yang tidak transparan, hingga tidak ramah terhadap investor publik. Kurangnya keterbukaan informasi ini akan membuat investor mengalami kesulitan dalam menilai kondisi perusahaan secara objektif.

Reputasi manajemen sangat memengaruhi kepercayaan pasar, terlebih jika kedibilitasnya diragukan, maka harga saham pun akan terus tertekan. Saham dengan manajemen seperti ini semestinya memang dapat dihindari karena bisa berpotensi menimbulkan kerugian besar untuk jangka panjang.

4. Harga saham sangat dipengaruhi sentimen dan tidak didukung fundamental

ilustrasi investasi (unsplash.com/Dimitri Karastelev)

Jika pergerakan harga saham lebih sering ditentukan oleh rumor, euforia pasar, hingga aksi spekulan tanpa didukung oleh fundamental yang kuat, maka saham tersebut akan tergolong tidak sehat untuk investasi jangka panjang. Saham seperti ini dikenal dengan istilah 'gorengan' yang harganya mudah naik turun secara ekstrem dalam waktu singkat.

Meski mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, saham yang terlalu fluktuatif biasanya sulit dipertahankan dalam portofolio jangka panjang, sebab memiliki nilai intrinsik yang tidak jelas. Investasi memang semestinya berfokus pada saham dengan fundamental yang solid dan stabilitas harga agar mencerminkan kinerja riil dari perusahaan.

Menjadi investor jangka panjang bukan hanya soal menahan saham dalam waktu lama, namun juga memilih saham yang benar-benar memiliki prospek dan kualitas baik. Mengenai tanda-tanda saham yang tidak cocok untuk jangka panjang dapat membuatmu menghindari risiko dan kerugian yang tidak perlu. Perhatikan strategi investasi yang tepat agar tidak sampai keliru dalam memilih saham jangka panjang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian