Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi blockchain (pexels.com/Ivan Babydov)
ilustrasi blockchain (pexels.com/Ivan Babydov)

Intinya sih...

  • Tokenize Indonesia menjadi gerbang menuju regulatory sandbox OJK

  • Nilai pasar tokenisasi RWA di Indonesia diprediksi tembus Rp1.446 triliun pada 2030

  • Tokenize Indonesia menggandeng penyedia infrastruktur blockchain ternama

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tokenisasi aset nyata (real-world asset atau RWA) mulai berkembang di Tanah Air dengan adanya inisiatif Tokenize Indonesia.

Program itu diinisiasi oleh Saison Capital, Coinvestasi, dan BRI Ventures (BVI). Tokenize Indonesia melibatkan BUMN dan anak usahanya, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pegadaian, Pos Digi (anak usaha PT Pos Indonesia), dan MDI Ventures (cucu usaha Telkom Indonesia).

Tokenize Indonesia yang telah diluncurkan sejak April 2025 lalu merupakan sebuah program akselerator untuk mencari, mendanai, dan mendukung startup RWA yang bergerak di bidang blockchain serta tokenisasi aset untuk berekspansi, kemudian mengimplementasikan solusi mereka di Indonesia.

“Tujuan kami adalah mendorong kolaborasi yang bermakna antara institusi keuangan besar yang mapan dengan mitra teknologi yang inovatif dan bergerak cepat," kata Chief Investment Officer BRI Ventures, Markus Liman Rahardja, dikutip Kamis (11/9/2025).

1. Gerbang menuju regulatory sanbox OJK

ilustrasi blockchain development (pexels.com/Alesia Kozik)

Tokenize Indonesia juga dipandang sebagai gerbang menuju regulatory sandbox Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan diluncurkan pada 2025. Hal itu menandai perubahan strategis, di mana Indonesia mulai bergerak dari pasar kripto ritel, menuju adopsi blockchain tingkat institusi.

"Kami ingin mendorong pertumbuhan berkelanjutan, memperluas inklusi keuangan, dan mempercepat adopsi aset digital di Indonesia,” ujar Markus.

2. Nilai pasar tokenisasi RWA di Indonesia diprediksi tembus Rp1.446 triliun

Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Secara global, tokenisasi aset dunia nyata diproyeksikan menjadi salah satu segmen blockchain paling bernilai. Boston Consulting Group memperkirakan, nilai pasarnya mencapai 16 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp262 kuadriliun pada 2030.

Di Indonesia, analis lokal memperkirakan tokenisasi RWA dapat mencapai 88 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.446 triliun pada tahun yang sama.

Prediksi itu didorong oleh beberapa faktor. Pertama, populasi Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa, dengan lebih dari separuh penduduk masih underbanked atau unbanked.

Kedua, pertumbuhan pesat layanan keuangan digital seperti dompet elektronik dan pinjaman daring.

Ketiga, permintaan yang meningkat untuk infrastruktur digital yang terpercaya membuka peluang untuk aplikasi seperti pinjaman mikro ter-tokenisasi, kontrak berbasis emas yang terdigitalisasi, pembiayaan rantai pasok yang dapat dilacak, serta lapisan remitansi lintas batas.

Adapun hal-hal tersebut sedang dieksplorasi dalam kerangka Tokenize Indonesia.

3. Gandeng penyedia infrastruktur blockchain ternama

ilustrasi blockchain (Unsplash/André François McKenzie)

Tokenize Indonesia menempatkan para peserta sebagai pionir dalam lanskap aset digital yang baru.

Ekosistem kripto Indonesia sendiri telah membuktikan kapasitas skalanya di level ritel. Pada periode 2021–2024, jumlah pengguna terdaftar meningkat dua kali lipat dari 9,9 juta menjadi 20,9 juta, sementara volume transaksi melonjak dari 739 juta dolar AS per bulan, menjadi 2,25 miliar dolar AS.

Tokenize Indonesia yang termasuk eksperimen berisiko tinggi diselenggarakan dengan menggandeng nama-nama terpercaya dalam infrastruktur blockchain. Pertama, IOTA dengan jaringan berbasis DAG tanpa biaya yang digunakan di proyek logistik dan IoT global.

Kedua, Stellar yang banyak diadopsi dalam keuangan lintas batas dan bermitra dengan lembaga kemanusiaan. Ketiga, Ripple yang protokol pembayarannya digunakan oleh lebih dari 100 institusi keuangan di seluruh dunia.

Keempat, Fireblocks yang merupakan penyedia infrastruktur yang mengamankan aset digital institusional bagi bank, fintech, dan manajer aset dengan nilai lebih dari 4 triliun dolar AS.

Editorial Team