Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Kupandang barisan awan membentang
Kulihat sekilas kedamaian terpampang
Siluet wajahmu sesaat terbayang
Kupalingkan tatapan agar tidak terkenang

Caramu mencintaiku bagai pisau bermata dua
Manis serasa gula-gula asmara
Juga pahit kelat bagai buah Maja
Lembut menggoda bermuara siksa

Angan diri terhuyung samudera rasa
Aku yang terbuai terkulai
Pedoman hidup  kusimak tanpa saksama
Jati diri meninggalkan nurani

Detik berlalu tanpa terasa
Kesempurnaan lenyap sepi bagai ilusi
Kisah asmara berbalut dusta
Menghantui dan meninggalkan tragedi

Kisah romantis berakhir tangis
Bahagia sirna entah kemana 
Nestapa menjemput dengan bengis
Kosong jiwa pikiran hampa

Menerawang menembus dimensi
Batas indera manusia terlewati
Membuka tabir sisi tersembunyi
Untuk menemukan jati diri

Masa berganti dan kini kau kembali
Memeluk dan membangun harmoni simfoni
Lidahku tercekat tak mampu mendebat
Pesonamu tetaplah tertambat 

Aku tiada peduli
Meski kembali kau sakiti
Karna kutahu
Tak selamanya langit kelabu
Tak selamanya cintamu palsu
Berharap pada janji bersama
Melalui masa sampai kita menua

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team