Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
lbcgroup.tv

 

Tahukah kamu tentang hampa hati
Meski sudah berkali mencintai
Beberapa melangkah jadi, lalu berujung sepi, kembali
Kamu datang bak kucing kecil di tengah kawanan anjing liar, berani sekali

Kamu mendobrak bebal dinding hati
Yang kutahu pasti, dinding itu memiliki banyak penghuni
Tiada yang pasti, aku tahu itu pedih sekali
Untuk itu, aku memilih bersahabat dengan sepi

Kamu mematahkan tiang pondasi
Yang terbuat dari batu, potret kerasnya hati
Kamu bak tsunami, yang datang beberapa hari sekali
Melubangi setiap tiang, menghanyutkan pondasi

Dan dari lenyapnya tiang itu aku berdiri
Sisa puing meradangkan pikiran ribuan kali
Sampai akhirnya aku tahu, ada langit biru sebagai pengganti atap ini
Dan kamu berdiri di depanku dengan senyum berseri

Kamu tahu apa yang telah terjadi
Kamu sadar dengan menatapmu, aku telah mengabaikan seluruh penghuni hati
Begitu juga kuabaikan sepi
Dan terakhir, terima kasih telah buatku abaikan sepi

Terima kasih telah mencintai diri
Kamu adalah sang pemberani yang menentukan jalanmu sendiri
Meski kamu tahu aku tiada pernah memberi pasti
Namun, jika memang kita ditakdirkan bersama, aku tiada keberatan sama sekali

 

Tangerang, 28 Mei 2018

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team