Ketika kata-katamu bak fatwa
Sedangkan kata-kataku tak ada artinya
Ketika tindakanmu sebuah mahakarya
Sedangkan tindakanku adalah celaka
Dan,
Ketika marahmu sebuah petaka
Sedangkan marahku layaknya angin senja
Ketika segala tentangmu sarat makna
Sedangkan segala tentangku adalah hina
Selalu,
Khilafmu adalah manusiawi
Sedangkan salahku tak terampuni
Rasaku padamu senantiasa menggebu
Sedangkan kasihmu sebatas muara semu
Adakah, aku di hatimu?
Ketika mataku hanya tertuju padamu
Ketika di tanganmu lah duniaku
Tapi tak sekalipun binar di matamu
Pun,
Aku tetap menjagamu
Menunggumu dengan seluruh asaku
Memastikan kau selalu tersenyum
Mengatakan "aku baik-baik saja"
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Aku di Hatimu?

Ilustrasi Relationship (Pexels.com/RDNE Stock project)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorNabila Inaya
Follow Us