Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi senyummu (pexels.com/Chu Chup Hinh)
ilustrasi senyummu (pexels.com/Chu Chup Hinh)

Aku adalah cinta dari bisikan
Yang kau tepis setiap malam
Ketika kantukmu hadir memanggil
Tapi aku tak pernah pergi karenanya

Kupinjam nafas angin dari seberang pulau
Menyeberangi waktu yang membentuk jarak
Dan candamu yang tajam bertanya:
“Kenapa kamu sependek bayangan jam nol-nol malam?”

Tapi cinta
Bukan tentang siapa yang tinggi memetik bintang
Melainkan siapa yang tahan menunggu malam
Tanpa kehilangan nyala binar di sorot mata

Aku menulis langkah-langkah kecil
Di pasir yang terus kau hapus dengan gelombang dingin
Namun tak kutarik kakiku dari pantai yang sama
Sebab hatiku adalah kapal
Dan kau, pelabuhan
Yang tak pernah benar-benar mengusir

Kau bilang aku terlalu tua untuk mimpi yang baru
Terlalu pendek untuk peluk yang pantas
Tapi cinta tak pernah diukur dari tubuh
Melainkan dari luka yang tetap memilih
Untuk bertahan

Aku tahu
Kau dijaga malaikat-malaikat penjaga surga
Yang enggan membiarkanku lewat
Tapi bahkan malaikat pun
Tak bisa mengusik perjalanan ini
Yang telah ditakdirkan oleh rindu

Maka biarlah
Aku jadi nama
Yang tak pernah kau panggil
Tapi diam-diam kau dengar
Di sela-sela senyummu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team