Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Anak Perempuan Pertama dan Satu-satunya

ilustrasi seorang perempuan tengah duduk sendiri (pexels.com/pixabay)
Tiap jalan berbatu, entah besar pun kecil
Dianggapnya adalah jalan yang halus
Berjalan tanpa alas memang menjadi hal terlumrah
Untuk perjalanan yang tampak tak berujung
Lantangnya kata yang ia punya
Selalu hanya dalam hati, bahkan mimpi
Karena diamnya bahkan lebih dari sekadar seribu bahasa
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us