Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bunga mawar yang layu dan kering (Pexels.com/Soubhagya Maharana)

Saat ini, gundah masih enggan pergi

Remukkan hati hingga tak kukenali

Hancurkan tiap asa tanpa tapi

Tinggalkan hening yang terlalu ramai

 

Kali ini, kurelakan sebuah nama

Atas tiap pasti tak bertepi

Pada kenangan yang terasa mimpi

Serta manis yang tlah lama basi

 

Kulangitkan semoga akan sukacita

Pada tiap rindu yang tak kunjung reda

Harap rinai hujan hapuskan tiap helainya

Tak lagi memaksa degup tak seirama

 

Meski semesta tak puaskan tanya

Akan bunga yang layu sempurna

Asalkan di sela-sela jeda tanpa koma

Seluruh air mata tak lagi jatuh pada fana

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team