Di balik bibir yang tertutup rapat
Ku tahu ada harap yang menembus langit
Ada doa yang tersemat
Tak banyak bicara, namun percaya
Tak ada curiga walau sedetik saja
Apakah itu cinta atau bodoh yang merajalela?
Mengapa kau menunggu janji
Sedangkan ia tak memberi pasti
Apakah logikamu telah mati?
Kawan, bagaimana aku bisa menyadarkanmu?
Sedangkan kau menutup mata dan telingamu
Kau bahagia hanya dalam imajinasimu