Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Euforia

ilustrasi recharge otak (pixabay/CDD20)
Bahagia paling sempurna yang pernah kurasa
Euforia tiada cela yang sempat kupunya
Laksana lembar kosong yang menerima coretan apapun
Selaksa atap kokoh yang siap diguyuri kapanpun
Kau menerima sepenuh jiwa
Egoku, angkuhku, sikap menyebalkanku
Kau bukan satu-satunya yang kenal aku
Tapi hanya kau yang tidak pergi setelah itu
Kau sabar, kau baik, kau lembut
Kau pribadi cerdas yang aku tak pantas mendapatkannya
Kau mungkin kecewa kita hanya sementara
Salahku putuskan untuk lepaskan
Tapi lepaskanmu adalah deritaku yang paling ikhlas
Kau euforia tiada tara bagiku
Tapi level bahagiamu bukan aku
Maaf tak bisa menyamaimu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us