Sunyi yang menyusup antara kita
menjelma menjadi gundah
menusuk sukma tiada hentinya
memojokkanku dalam nestapa
Padahal, baru hari kemarin kita terjaga
mendekap bersama, menanti fajar tiba
sembari ciptakan rinai memori
yang melekat pada bilik hati
Kini, hari-hari berakhir kelabu
Tanpa tutur sapamu, aku mengabu
Bohong jika aku tak pilu
Namun, aku menolak 'tuk rapuh
Barangkali tutur kataku membawa pedih di hatimu
Kuharap rangkaian tangkai putih menjadi pengobat hati
yang damaikan api dalam dirimu
lepaskan perih yang membelengguku
Barangkali sikapku tak mampu meyakinkanmu
Ingatlah bahwa aku 'kan setia menunggu
seraya membangun rumah impian kita
kar'na hanya dirimu, satu-satunya yang kucinta